Anak SMA Yang Menggemaskan
Bagi pembaca yang baru membaca
ceritaku, perkenalkan namaku Wawan. Saat ini aku sedang menyelesaikan skripsi
yang agak lama tertunda karena kesibukkan menjalankan bisnis wiraswastaku. Dosen
pembimbingku telah sering memperingatkan agar secepatnya menyelesaikan tugas
akhirku ini.
Hari itu aku sedang asyik mengetik skripsi.
"Asyik.., sudah selesai satu bab lagi", pikirku. Langsung kuhubungkan printer deskjetku untuk mencetak hasilnya agar aku bisa segera menyerahkannya pada dosen pembimbingku.
"Sial.." ucapku saat kulihat hasilnya. Ternyata tinta printerku telah habis, sehingga hasil cetakkan menjadi nggak karuan.
Segera kuambil kunci mobil dan langsung menuju tempat langgananku membeli peralatan komputer di daerah Mangga Dua.
Luar biasa macet Jakarta pada hari itu. Setelah turun dari jalan tol, perlu waktu satu jam hanya untuk bergerak beberapa ratus meter saja. Mungkin karena hujan sehingga jalan menjadi rusak parah.
Di dalam mobil kembali aku mengumpat-umpat layaknya kapten Haddock di serial komik Tintin.
=====
"Koh berapa tuh harganya", kataku sambil menunjuk ke arah tinta yang kuinginkan.
"Oh itu Rp 250.000,-" jawabnya
"Wah..mahal banget nih..masak harga tinta separo harga printernya sih ?"
"Iya emang yang original segitu harganya. Ya udah karena langganan korting sepuluh ribu deh"
Akhirnya aku setuju dan membeli tinta itu. Aku memang sengaja memilih yang original, karena kata orang kalau memakai yang palsu bisa merusak printernya. Setelah meninggalkan toko komputer, aku mampir di restoran untuk makan siang sambil menambah tenaga yang sudah terkuras melawan macet tadi.
Sehabis makan, badanku terasa segar. Aku memutuskan untuk tidak langsung pulang, tapi jalan-jalan dahulu sambil melihat-lihat software bajakan yang banyak dijual di sana. Saat aku sedang melihat-lihat software di sebuah toko, kulihat di depan toko tersebut ada seorang gadis berpakaian seragam sekolah sedang bersandar di dekat escalator. Dia sedang asyik memainkan HPnya, mungkin sedang mengirim sms. Kuperhatikan tampak dia hanya sendiri saja. Wajahnya tampak muda belia, innocent. Tubuhnya juga terlihat masih dalam masa pertumbuhan. Wajahnya yang manis menarik perhatianku. Rambutnya yang sebahu dan sedikit ikal membuat penampilannya semakin menggemaskan.
Aku segera keluar dari toko dan menghampirinya.
"Hai..sedang nunggu teman ya ?" tanyaku
"Iya" jawabnya singkat.
"Saya temani ya" godaku lagi
Akhirnya kami berkenalan. Nama gadis ini Nur. Entah apa kepanjangannya, tapi hanya itu yang disebutkannya. Dia sekolah di salah satu SMA Negeri dan baru kelas 1 SMA. Umurnya 16 tahun. Pantas penampilannya masih sangat segar dan menggemaskan, pikirku.
"Mungkin masih lama tuh temannya. Kita ngobrol sambil minum juice aja yuk" ajakku
Dia tersenyum setuju, dan kemudian kami menuju ke restoran tempat aku makan siang tadi. Entah perasaanku atau memang benar demikian, si kasir tampak melihat sambil tersenyum sinis melihatku kembali lagi sambil menggandeng anak sekolahan. Setelah duduk dan masing-masing memesan orange juice, kami melanjutkan bincang-bincang kami. Tak terasa kami menjadi semakin akrab. Dia bercerita kalau dia memang suka jalan-jalan ke mal sehabis pulang sekolah karena nggak betah di rumah. Ayah dan ibunya sering bertengkar di rumah hanya untuk masalah yang sepele.
"Terus kamu kok sendirian tadi. Sedang nunggu teman apa pacar nih ?" tanyaku
"Ada aja. Rahasia dong.." jawabnya tersenyum sambil menyeruput juicenya.
"Hayo kamu nunggu oom-oom ya ?" godaku.
"Enak aja.."
"Habis ?"
"Nunggu pacar lagee..." jawabnya khas ABG.
"Oh..pacarnya satu sekolah juga ?"
"Nggak lah.. Nur nggak suka sama yang seumuran "
"Kenapa ?"
"Nggak ada duitnya" jawabnya sambil tertawa kecil.
Jawabannya yang menjurus ini membuatku yakin aku bisa menikmati tubuh belianya. Meskipun tentu seperti ABG-ABG yang lain ada harga yang perlu dibayar.
"Pacar kamu mungkin nggak jadi datang nih. Udah ikut saya aja yuk"
Dia hanya mengangguk sambil kemudian menghabiskan orange juicenya. Setelah membayar, kami pergi menuju tempat parkir. Sudah tidak sabar aku ingin merasakan kehangatan tubuh gadis ABG ini.
=====
Kubelokkan mobilku ke dalam sebuah hotel di daerah Gunung Sahari. Setelah cek-in segera kubawa Nur menuju kamar yang disewakan per 6 jam ini. Sesampai di kamar, Nur duduk di ranjang sementara aku menuju TV untuk menyetel channel film biru yang memang disediakan.
Adegan threesome segera tampak di layar. Si aktor sedang dihisapi kemaluannya oleh dua gadis cantik. Suara desahan nikmat si aktor diiringi dengan suara gemas sang gadis yang terus melumat kejantanannya secara bergantian.
Tanganku sementara telah merangkul pundak anak sekolah yang duduk sebelahku. Nafasnya sedikit memberat melihat adegan film di layar. Tampak dia telah mulai terangsang nafsu belianya. Kumulai menciumi pipinya yang mulus seperti pipi bayi itu. Kulanjutkan menjilati lehernya, dan kudengar sedikit erangan keluar dari mulutnya. Kupalingkan wajahnya yang manis, dan segera kukulum bibirnya dengan gemas.
Tanganku kemudian mulai membuka kancing baju seragamnya. BHnya yang putih segera tampak di depan mataku. Kusingkapkan BH itu ke atas, dan segera terpampanglah buah dadanya . Ukurannya memang tidak terlalu besar, hanya putingnya yang merah muda tampak begitu menantang. Segera kujilati dan kuhisap puting itu dengan bergairah. Tanganku tak ketinggalan meremas-remas buah dada belia anak sekolahan ini.
Bosan menikmati payudaranya, ciumanku merambat ke perutnya. Kemudian kusibakkan rok seragamnya dan tampak celana dalamnya yang segera kuciumi. Jemariku menyibakkan celana dalamnya, dan segera mulutku menikmati kemaluan gadis belia yang manis ini. Ruangan kamar hotel seketika dipenuhi oleh erangan dari layar TV dan juga erangan Nur saat lidahku menjilati klitoris belianya.
"Ehhh...ehhh..." desahnya saat aku dengan gemas menyetubuhinya dengan lidahku sementara jemariku mengusap-usap klitorisnya yang semakin menonjol. Sementara itu, tanganku yang lain meremas buah dadanya dan memilin-milin putingnya. Terkadang kukeluarkan lidahku dari liang nikmatnya, untuk menjilati klitoris anak sekolah ini. Saat kulakukan itu, jemarikulah yang menyetubuhi vagina belianya. Cukup lama kunikmati tubuh belia Nur dengan gemas, sampai beberapa saat kemudian tubuhnya menggelepar-gelepar dan mengejang nikmat dilanda orgasme.
"Enak sayang ?" tanyaku sambil mengecup pipinya.
Dia tidak menjawab hanya mengangguk. Nafasnya masih terengah-engah merasakan orgasme tadi.
=====
Kubiarkan dia beristirahat sejenak, walaupun sebenarnya nafsuku sudah memuncak. Batang kemaluanku telah membengkak di dalam celana jeansku.
Beberapa saat kemudian, kembali kuciumi wajah Nur yang manis itu.
"Sekarang gantian ya" kataku.
Dia menurut dan mulai meraba-raba kemaluanku dari balik celana yang kukenakan.
"Ayo kamu buka dong" perintahku
Nur bangkit dan membuka celana jeansku. Aku tinggal mengenakan celana dalam yang telah amat menonjol didesak kemaluanku. Aku kemudian bangkit juga dari tempat tidur dan kemudian duduk di kursi yang ada di dalam kamar itu.
"Ayo kamu bereskan dulu pakaianmu biar rapi" kataku.
Nur hanya tersenyum, dan merapikan BH dan kemejanya. Aku segera membuka T-shirtku, sehingga hanya mengenakan celana dalam saja saat duduk di atas kursi. Anak sekolah ini, dengan seragam yang telah rapi kembali, kemudian berjalan menghampiriku. Sengaja dia kusuruh merapikan seragamnya, karena tiba-tiba terlintas fantasi tentang kepala sekolah yang sedang menghukum anak muridnya.
"Kamu buka dan hisap ya " kataku sambil menunjuk ke arah kemaluanku. Kembali gadis belia ini menurut dan berjongkok sambil membuka celana dalamku. Kemaluanku yang telah membengkak segera terpampang di depan wajahnya. Jemarinya yang halus segera mengocok-ngocok kemaluanku. Nafsuku sudah semakin memuncak. Tak sabar aku ingin menikmati kehangatan mulut anak sekolah ini. Kudorong kepalanya ke arah kemaluanku dan rasa hangat terasa saat mulutnya yang mungil mulai mengulum kepala kemaluanku. Kutekan kembali kepalanya agar semakin dalam dia mengulum kejantananku.
"Arghh..' erangku saat dia mulai memaju mundurkan kepalanya dengan mulut yang disesaki batang penisku. Setelah anak sekolah ini lancar dan tak ragu lagi menghisapi kemaluanku, kulepas tanganku dari rambutnya dan kutaruh di sandaran tangan kursi. Aku juga menyandarkan tubuhku dengan santai di sandaran kursi menikmati pemandangan indah di depanku. Seorang gadis manis yang masih belia dan masih duduk di kelas 1 SMA, dengan pakaian seragam yang lengkap, sedang mengulum kemaluanku. Tangannya yang halus sibuk mengocok-ngocok batangnya sedangkan mulutnya menjilati dan menghisapi kemaluanku.
"Ciumi bijinya .." perintahku. Mendengar itu, Nur melepaskan jepitan bibirnya dari kemaluanku, dan mulai menjilati dan menciumi buah zakarku. Sementara tangannya terus mengocok-ngocok batang penisku.
Aku semakin bernafsu dan gemas melihat Nur si gadis belia ini. Aku kemudian bangkit dari kursiku. Kupegang erat kepalanya, dan kuhujamkan kemaluanku kembali ke dalam mulutnya yang hangat. Kugenjot penisku maju mundur dalam rongga mulut ABG ini sambil memegang erat kepalanya.
Bosan menyetubuhi mulut Nur, kubangkitkan tubuhnya dan kusuruh dia menungging di atas ranjang. Kusibakkan rok seragamnya dan tampak pantat belia anak sekolah ini. Kusibakkan celana dalamnya dan kudorong masuk kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya.
"Ehhh..ehhh..." kembali Nur mengerang saat penisku menyesaki alat vitalnya. Kupegang erat pinggangnya, dan kembali kugenjot kemaluanku dalam tubuh gadis belia ini. Suara erangan Nur semakin keras terdengar. Suara desahan dari layar TV dan suara deritan ranjang semakin menambah suasana erotis dalam kamar hotel itu.
Beberapa saat kemudian, kubalikkan tubuh gadis manis ini, dan aku merangkak di atas tubuhnya. Kuarahkan kemaluanku ke liang nikmat sempitnya, dan segera kudorong masuk.
"Ehhhh..." erangnya saat kembali penisku menyesaki alat tubuhnya yang paling vital.
Kuminta dia menjlati putingku saat aku menggenjot penisku menikmati jepitan vagina belianya. Kugenjot dengan gemas tubuh Nur, sambil menikmati hisapan dan jilatannya di puting dadaku. Tak lama, dia melepaskan hisapannya sambil melenguh panjang. Kurasakan cairan nikmat membasahi vaginanya yang masih disesaki kemaluanku. Tubuh mudanya kembali mengejang nikmat dilanda badai orgasme.
Nur tampak lemas di atas ranjang. Dadanya yang masih tertutup baju seragam naik turun seirama dengan tarikan nafasnya. Karena aku belum mencapai kepuasan, kembali kuhujamkan kemaluanku di dalam vaginanya yang telah semakin licin oleh cairan nikmatnya. Beberapa saat kemudian, setelah bosan menikmati vaginanya, aku merangkak di atas tubuhnya. Kusodorkan kemaluanku ke wajahnya yang manis.
"Ayo hisap lagi ya" perintahku. Nur membuka bibirnya dan kumasukkan kembali kemaluanku ke dalam rongga mulutnya yang hangat. Dengan sebelah tanganku memegang kepalanya, kusetubuhi kembali mulut mungil anak sekolah ini. Lama kelamaan aku merasa ejakulasiku hampir tak tertahankan lagi akibat jepitan mulut Nur di penisku.
"Argghhh...." erangku panjang sambil menekan kepalanya ke arah selangkanganku. Kutumpahkan ejakulasiku ke dalam mulut gadis belia ini, sambil dengan gemas meremas rambut ikalnya.
=====
Setelah membersihkan diri, kami check out dari hotel. Sebelumnya kuberi uang beberapa ratus ribu pada Nur. Tanpa menghitungnya, langsung dimasukkannya uang tersebut dalam dompetnya.
"Terimakasih mas" katanya singkat. Kami kemudian saling bertukar nomer HP.
"Kapan-kapan jalan lagi ya" kataku yang dijawabnya hanya dengan senyuman manis.
Kuantarkan Nur kembali ke daerah Mangga Dua. Setelah dia turun, segera kukebut mobilku pulang. Ingin segera kucetak satu bab skripsiku yang telah kuselesaikan agar dapat kuserahkan ke dosen pembimbing besok. Saat ingin kuperiksa tinta yang baru kubeli...lohh...hilang!!!.
"Sial !!..." kembali segala umpatan ala kapten Haddock meluncur dari mulutku.
Setelah kupikir-pikir, aku ingat tadi setelah beli tinta sempat mampir lagi ke restoran bersama si Nur. Mumpung masih di daerah itu segera kubalikkan mobil menuju mal yang aku datangi siang tadi.
"Mas.., tadi ada bungkusan saya ketinggalan. Lihat nggak ?" tanyaku pada pelayan restoran di sana.
"Saya nggak lihat tuh" jawabnya.
"Coba tanya ke kasir. Biasanya kalau ada barang yang tertinggal ditaruh di sana" lanjutnya.
Aku segera menuju kasir.
"Mbak, tadi ada barang saya ketinggalan. Lihat nggak ?"
"Oh mas ini tadi yang datang sama anak sekolah itu ya " jawabnya sambil tersenyum sinis. Berarti tadi siang bukan perasaanku saja tapi dia bener-bener sinis. Jangan-jangan dia guru BPnya nih, pikirku.
"Iya" jawabku singkat
"Nggak lihat" jawab si mbak kasir itu nggak kalah singkatnya.
Akhirnya terpaksa aku kembali mengunjungi toko komputer langgananku.
"Koh..beli tinta lagi yang kayak tadi" kataku
"Loh..cepet banget habisnya. Buat ngeprint apa sih ?" jawabnya sok ngelucu.
"Hilangg. laggeeee....!! " jawabku kesal meniru gaya ABG si Nur.
Setelah membeli tinta baru, aku segera pulang. Perasaanku campur aduk. Ya kesal karena mesti beli tinta dua kali, ya puas karena bisa menikmati tubuh gadis belia. Kubelokkan mobil menuju jalan Gunung Sahari, dan...ya ampuun..macet laggiiii....
"Siaalllll!!!" kembali roh kapten Haddock seakan merasukiku.
Hari itu aku sedang asyik mengetik skripsi.
"Asyik.., sudah selesai satu bab lagi", pikirku. Langsung kuhubungkan printer deskjetku untuk mencetak hasilnya agar aku bisa segera menyerahkannya pada dosen pembimbingku.
"Sial.." ucapku saat kulihat hasilnya. Ternyata tinta printerku telah habis, sehingga hasil cetakkan menjadi nggak karuan.
Segera kuambil kunci mobil dan langsung menuju tempat langgananku membeli peralatan komputer di daerah Mangga Dua.
Luar biasa macet Jakarta pada hari itu. Setelah turun dari jalan tol, perlu waktu satu jam hanya untuk bergerak beberapa ratus meter saja. Mungkin karena hujan sehingga jalan menjadi rusak parah.
Di dalam mobil kembali aku mengumpat-umpat layaknya kapten Haddock di serial komik Tintin.
=====
"Koh berapa tuh harganya", kataku sambil menunjuk ke arah tinta yang kuinginkan.
"Oh itu Rp 250.000,-" jawabnya
"Wah..mahal banget nih..masak harga tinta separo harga printernya sih ?"
"Iya emang yang original segitu harganya. Ya udah karena langganan korting sepuluh ribu deh"
Akhirnya aku setuju dan membeli tinta itu. Aku memang sengaja memilih yang original, karena kata orang kalau memakai yang palsu bisa merusak printernya. Setelah meninggalkan toko komputer, aku mampir di restoran untuk makan siang sambil menambah tenaga yang sudah terkuras melawan macet tadi.
Sehabis makan, badanku terasa segar. Aku memutuskan untuk tidak langsung pulang, tapi jalan-jalan dahulu sambil melihat-lihat software bajakan yang banyak dijual di sana. Saat aku sedang melihat-lihat software di sebuah toko, kulihat di depan toko tersebut ada seorang gadis berpakaian seragam sekolah sedang bersandar di dekat escalator. Dia sedang asyik memainkan HPnya, mungkin sedang mengirim sms. Kuperhatikan tampak dia hanya sendiri saja. Wajahnya tampak muda belia, innocent. Tubuhnya juga terlihat masih dalam masa pertumbuhan. Wajahnya yang manis menarik perhatianku. Rambutnya yang sebahu dan sedikit ikal membuat penampilannya semakin menggemaskan.
Aku segera keluar dari toko dan menghampirinya.
"Hai..sedang nunggu teman ya ?" tanyaku
"Iya" jawabnya singkat.
"Saya temani ya" godaku lagi
Akhirnya kami berkenalan. Nama gadis ini Nur. Entah apa kepanjangannya, tapi hanya itu yang disebutkannya. Dia sekolah di salah satu SMA Negeri dan baru kelas 1 SMA. Umurnya 16 tahun. Pantas penampilannya masih sangat segar dan menggemaskan, pikirku.
"Mungkin masih lama tuh temannya. Kita ngobrol sambil minum juice aja yuk" ajakku
Dia tersenyum setuju, dan kemudian kami menuju ke restoran tempat aku makan siang tadi. Entah perasaanku atau memang benar demikian, si kasir tampak melihat sambil tersenyum sinis melihatku kembali lagi sambil menggandeng anak sekolahan. Setelah duduk dan masing-masing memesan orange juice, kami melanjutkan bincang-bincang kami. Tak terasa kami menjadi semakin akrab. Dia bercerita kalau dia memang suka jalan-jalan ke mal sehabis pulang sekolah karena nggak betah di rumah. Ayah dan ibunya sering bertengkar di rumah hanya untuk masalah yang sepele.
"Terus kamu kok sendirian tadi. Sedang nunggu teman apa pacar nih ?" tanyaku
"Ada aja. Rahasia dong.." jawabnya tersenyum sambil menyeruput juicenya.
"Hayo kamu nunggu oom-oom ya ?" godaku.
"Enak aja.."
"Habis ?"
"Nunggu pacar lagee..." jawabnya khas ABG.
"Oh..pacarnya satu sekolah juga ?"
"Nggak lah.. Nur nggak suka sama yang seumuran "
"Kenapa ?"
"Nggak ada duitnya" jawabnya sambil tertawa kecil.
Jawabannya yang menjurus ini membuatku yakin aku bisa menikmati tubuh belianya. Meskipun tentu seperti ABG-ABG yang lain ada harga yang perlu dibayar.
"Pacar kamu mungkin nggak jadi datang nih. Udah ikut saya aja yuk"
Dia hanya mengangguk sambil kemudian menghabiskan orange juicenya. Setelah membayar, kami pergi menuju tempat parkir. Sudah tidak sabar aku ingin merasakan kehangatan tubuh gadis ABG ini.
=====
Kubelokkan mobilku ke dalam sebuah hotel di daerah Gunung Sahari. Setelah cek-in segera kubawa Nur menuju kamar yang disewakan per 6 jam ini. Sesampai di kamar, Nur duduk di ranjang sementara aku menuju TV untuk menyetel channel film biru yang memang disediakan.
Adegan threesome segera tampak di layar. Si aktor sedang dihisapi kemaluannya oleh dua gadis cantik. Suara desahan nikmat si aktor diiringi dengan suara gemas sang gadis yang terus melumat kejantanannya secara bergantian.
Tanganku sementara telah merangkul pundak anak sekolah yang duduk sebelahku. Nafasnya sedikit memberat melihat adegan film di layar. Tampak dia telah mulai terangsang nafsu belianya. Kumulai menciumi pipinya yang mulus seperti pipi bayi itu. Kulanjutkan menjilati lehernya, dan kudengar sedikit erangan keluar dari mulutnya. Kupalingkan wajahnya yang manis, dan segera kukulum bibirnya dengan gemas.
Tanganku kemudian mulai membuka kancing baju seragamnya. BHnya yang putih segera tampak di depan mataku. Kusingkapkan BH itu ke atas, dan segera terpampanglah buah dadanya . Ukurannya memang tidak terlalu besar, hanya putingnya yang merah muda tampak begitu menantang. Segera kujilati dan kuhisap puting itu dengan bergairah. Tanganku tak ketinggalan meremas-remas buah dada belia anak sekolahan ini.
Bosan menikmati payudaranya, ciumanku merambat ke perutnya. Kemudian kusibakkan rok seragamnya dan tampak celana dalamnya yang segera kuciumi. Jemariku menyibakkan celana dalamnya, dan segera mulutku menikmati kemaluan gadis belia yang manis ini. Ruangan kamar hotel seketika dipenuhi oleh erangan dari layar TV dan juga erangan Nur saat lidahku menjilati klitoris belianya.
"Ehhh...ehhh..." desahnya saat aku dengan gemas menyetubuhinya dengan lidahku sementara jemariku mengusap-usap klitorisnya yang semakin menonjol. Sementara itu, tanganku yang lain meremas buah dadanya dan memilin-milin putingnya. Terkadang kukeluarkan lidahku dari liang nikmatnya, untuk menjilati klitoris anak sekolah ini. Saat kulakukan itu, jemarikulah yang menyetubuhi vagina belianya. Cukup lama kunikmati tubuh belia Nur dengan gemas, sampai beberapa saat kemudian tubuhnya menggelepar-gelepar dan mengejang nikmat dilanda orgasme.
"Enak sayang ?" tanyaku sambil mengecup pipinya.
Dia tidak menjawab hanya mengangguk. Nafasnya masih terengah-engah merasakan orgasme tadi.
=====
Kubiarkan dia beristirahat sejenak, walaupun sebenarnya nafsuku sudah memuncak. Batang kemaluanku telah membengkak di dalam celana jeansku.
Beberapa saat kemudian, kembali kuciumi wajah Nur yang manis itu.
"Sekarang gantian ya" kataku.
Dia menurut dan mulai meraba-raba kemaluanku dari balik celana yang kukenakan.
"Ayo kamu buka dong" perintahku
Nur bangkit dan membuka celana jeansku. Aku tinggal mengenakan celana dalam yang telah amat menonjol didesak kemaluanku. Aku kemudian bangkit juga dari tempat tidur dan kemudian duduk di kursi yang ada di dalam kamar itu.
"Ayo kamu bereskan dulu pakaianmu biar rapi" kataku.
Nur hanya tersenyum, dan merapikan BH dan kemejanya. Aku segera membuka T-shirtku, sehingga hanya mengenakan celana dalam saja saat duduk di atas kursi. Anak sekolah ini, dengan seragam yang telah rapi kembali, kemudian berjalan menghampiriku. Sengaja dia kusuruh merapikan seragamnya, karena tiba-tiba terlintas fantasi tentang kepala sekolah yang sedang menghukum anak muridnya.
"Kamu buka dan hisap ya " kataku sambil menunjuk ke arah kemaluanku. Kembali gadis belia ini menurut dan berjongkok sambil membuka celana dalamku. Kemaluanku yang telah membengkak segera terpampang di depan wajahnya. Jemarinya yang halus segera mengocok-ngocok kemaluanku. Nafsuku sudah semakin memuncak. Tak sabar aku ingin menikmati kehangatan mulut anak sekolah ini. Kudorong kepalanya ke arah kemaluanku dan rasa hangat terasa saat mulutnya yang mungil mulai mengulum kepala kemaluanku. Kutekan kembali kepalanya agar semakin dalam dia mengulum kejantananku.
"Arghh..' erangku saat dia mulai memaju mundurkan kepalanya dengan mulut yang disesaki batang penisku. Setelah anak sekolah ini lancar dan tak ragu lagi menghisapi kemaluanku, kulepas tanganku dari rambutnya dan kutaruh di sandaran tangan kursi. Aku juga menyandarkan tubuhku dengan santai di sandaran kursi menikmati pemandangan indah di depanku. Seorang gadis manis yang masih belia dan masih duduk di kelas 1 SMA, dengan pakaian seragam yang lengkap, sedang mengulum kemaluanku. Tangannya yang halus sibuk mengocok-ngocok batangnya sedangkan mulutnya menjilati dan menghisapi kemaluanku.
"Ciumi bijinya .." perintahku. Mendengar itu, Nur melepaskan jepitan bibirnya dari kemaluanku, dan mulai menjilati dan menciumi buah zakarku. Sementara tangannya terus mengocok-ngocok batang penisku.
Aku semakin bernafsu dan gemas melihat Nur si gadis belia ini. Aku kemudian bangkit dari kursiku. Kupegang erat kepalanya, dan kuhujamkan kemaluanku kembali ke dalam mulutnya yang hangat. Kugenjot penisku maju mundur dalam rongga mulut ABG ini sambil memegang erat kepalanya.
Bosan menyetubuhi mulut Nur, kubangkitkan tubuhnya dan kusuruh dia menungging di atas ranjang. Kusibakkan rok seragamnya dan tampak pantat belia anak sekolah ini. Kusibakkan celana dalamnya dan kudorong masuk kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya.
"Ehhh..ehhh..." kembali Nur mengerang saat penisku menyesaki alat vitalnya. Kupegang erat pinggangnya, dan kembali kugenjot kemaluanku dalam tubuh gadis belia ini. Suara erangan Nur semakin keras terdengar. Suara desahan dari layar TV dan suara deritan ranjang semakin menambah suasana erotis dalam kamar hotel itu.
Beberapa saat kemudian, kubalikkan tubuh gadis manis ini, dan aku merangkak di atas tubuhnya. Kuarahkan kemaluanku ke liang nikmat sempitnya, dan segera kudorong masuk.
"Ehhhh..." erangnya saat kembali penisku menyesaki alat tubuhnya yang paling vital.
Kuminta dia menjlati putingku saat aku menggenjot penisku menikmati jepitan vagina belianya. Kugenjot dengan gemas tubuh Nur, sambil menikmati hisapan dan jilatannya di puting dadaku. Tak lama, dia melepaskan hisapannya sambil melenguh panjang. Kurasakan cairan nikmat membasahi vaginanya yang masih disesaki kemaluanku. Tubuh mudanya kembali mengejang nikmat dilanda badai orgasme.
Nur tampak lemas di atas ranjang. Dadanya yang masih tertutup baju seragam naik turun seirama dengan tarikan nafasnya. Karena aku belum mencapai kepuasan, kembali kuhujamkan kemaluanku di dalam vaginanya yang telah semakin licin oleh cairan nikmatnya. Beberapa saat kemudian, setelah bosan menikmati vaginanya, aku merangkak di atas tubuhnya. Kusodorkan kemaluanku ke wajahnya yang manis.
"Ayo hisap lagi ya" perintahku. Nur membuka bibirnya dan kumasukkan kembali kemaluanku ke dalam rongga mulutnya yang hangat. Dengan sebelah tanganku memegang kepalanya, kusetubuhi kembali mulut mungil anak sekolah ini. Lama kelamaan aku merasa ejakulasiku hampir tak tertahankan lagi akibat jepitan mulut Nur di penisku.
"Argghhh...." erangku panjang sambil menekan kepalanya ke arah selangkanganku. Kutumpahkan ejakulasiku ke dalam mulut gadis belia ini, sambil dengan gemas meremas rambut ikalnya.
=====
Setelah membersihkan diri, kami check out dari hotel. Sebelumnya kuberi uang beberapa ratus ribu pada Nur. Tanpa menghitungnya, langsung dimasukkannya uang tersebut dalam dompetnya.
"Terimakasih mas" katanya singkat. Kami kemudian saling bertukar nomer HP.
"Kapan-kapan jalan lagi ya" kataku yang dijawabnya hanya dengan senyuman manis.
Kuantarkan Nur kembali ke daerah Mangga Dua. Setelah dia turun, segera kukebut mobilku pulang. Ingin segera kucetak satu bab skripsiku yang telah kuselesaikan agar dapat kuserahkan ke dosen pembimbing besok. Saat ingin kuperiksa tinta yang baru kubeli...lohh...hilang!!!.
"Sial !!..." kembali segala umpatan ala kapten Haddock meluncur dari mulutku.
Setelah kupikir-pikir, aku ingat tadi setelah beli tinta sempat mampir lagi ke restoran bersama si Nur. Mumpung masih di daerah itu segera kubalikkan mobil menuju mal yang aku datangi siang tadi.
"Mas.., tadi ada bungkusan saya ketinggalan. Lihat nggak ?" tanyaku pada pelayan restoran di sana.
"Saya nggak lihat tuh" jawabnya.
"Coba tanya ke kasir. Biasanya kalau ada barang yang tertinggal ditaruh di sana" lanjutnya.
Aku segera menuju kasir.
"Mbak, tadi ada barang saya ketinggalan. Lihat nggak ?"
"Oh mas ini tadi yang datang sama anak sekolah itu ya " jawabnya sambil tersenyum sinis. Berarti tadi siang bukan perasaanku saja tapi dia bener-bener sinis. Jangan-jangan dia guru BPnya nih, pikirku.
"Iya" jawabku singkat
"Nggak lihat" jawab si mbak kasir itu nggak kalah singkatnya.
Akhirnya terpaksa aku kembali mengunjungi toko komputer langgananku.
"Koh..beli tinta lagi yang kayak tadi" kataku
"Loh..cepet banget habisnya. Buat ngeprint apa sih ?" jawabnya sok ngelucu.
"Hilangg. laggeeee....!! " jawabku kesal meniru gaya ABG si Nur.
Setelah membeli tinta baru, aku segera pulang. Perasaanku campur aduk. Ya kesal karena mesti beli tinta dua kali, ya puas karena bisa menikmati tubuh gadis belia. Kubelokkan mobil menuju jalan Gunung Sahari, dan...ya ampuun..macet laggiiii....
"Siaalllll!!!" kembali roh kapten Haddock seakan merasukiku.