HASRAT DAN NAFSU (2)

HASRAT DAN NAFSU (2)


Sambungan dari seri 2,

Kupeluk gemas tubuhnya yang mulus dan montok itu. Wajahnya yang cantik menunduk ke arahku dan sejenak kemudian kami berdua kembali asyik saling bercumbu bibir. Sementara itu kurasakan kedua paha mulusnya yang mengangkangiku kini menjepit pinggangku dengan ketat. Aku menggelinjang keenakan merasakan otot-otot daging vaginanya yang menjepit batang penisku seakan memlintir dan meremas begitu ketat.
Kupejamkan kedua mataku dan sejenak kemudian kurasakan pinggulnya mulai bergerak turun naik menyetubuhiku.
" Aaahhhh .... "
Aku mengerang-erang keenakan diantara cumbuan bibir mbak Marisa saat liang vaginanya yang sempit dan hangat itu mulai menggesek batang penisku keluar masuk.
Woooowwwww ..... rasanya membuat badanku adem panas saking ueeeenaknya.
" Ooouuuhh .... Marisa .......ooouuuuuhhhh .....yaaaaahhh ......ooouuuuhh..", erangku nikmat.
Begitu hebatnya mbak Marisa menggoyang pinggul turun naik tanpa mengenal lelah sedikitpun ...
Menit demi menit berlalu ... waktu serasa begitu panjang dan lama sekali. Kami berdua bercumbu mesra sembari saling mendesah keenakan menikmati pergesekan luarbiasa pada alat kelamin kami yang telah menyatu.
Entah sudah tak terhitung berapa puluh kali liang vagina mbak Marisa menggesek keluar masuk batang penisku yang seolah telah luluh lantak ... dijepit, diremas, dipilin-pilin dan dikenyot seperti permen. Begitu hebatnya pinggul mbak Marisa bergerak naik turun menghunjam-hunjamkan seluruh alat vitalku sepanjang 16,5 centi itu ke dalam lubang kemaluannya. Terkadang cepat ... terkadang begitu lambat .... bahkan terkadang digerakkan memutar dari kiri ke kanan dan sebaliknya membuat batang penisku seolah diplintir-plintir tak karuan.
" Nnnggghhhh. ....Marisa.....ooouuuuuhhhh ......nikmaat sekali ......aahhh..."
" Uuuhhh .... Eryy ...nnnnggghhhh ... "
Semakin lama mbak Marisa bergerak semakin cepat menaik turunkan pinggulnya membuat alat vitalku semakin hebat menggesek keluar masuk ke dalam lubang kemaluannya. Buah zakarku sampai terguncang-guncang saking kuatnya mbak Merisa menghentak kebawah. Aku merasa tak ada lagi batang penisku yang tersisa diluar karena begitu mbak Marisa menghentakkan pinggulnya kebawah seluruh batang penisku serasa dicengkeram hebat oleh daging hangatnya sampai kandas.
Jiwaku seakan berkelojotan merasakan nikmatnya senggama yg sangat luar biasa ini. Sambil saling berpelukan erat kurasakan mbak Marisa merintih dan mengerang semakin keras.
" Oooooouuuuuuhhhh ....Eryyyy ..... oooouuuuuuuhhhhh ...... oouuuuuuhhhhhh...."
Aku menduga mbak Marisa sebentar lagi akan orgasme ..... wooooowwwww .......
Benar saja.... Semenit kemudian kurasakan otot-otot daging vaginanya tiba-tiba menjepit alat vitalku dua kali lebih hebat membuatku sampe merem melek keenakan. Sekujur tubuhku sampe gemetaran menahan rasa nikmat yang tak terkira. Setengah menit kemudian tiba-tiba tubuh mbak Marisa terasa kaku dan kedua pahanya yang mulus itu diluruskan kesamping kiri dan kanan sambil mengejan kuat berulang kali. Aku sendiri ikut-ikutan kelojotan seperti cacing kepanasan merasakan liang vaginanya bagaikan mesin penjepit yg luar biasa kuatnya ... seakan diremas-remas dan dikenyot habis-habisan alat vitalku yang sudah 'over heat' itu.
Mbak marisa mengerang panjang sambil mengejan-ngejan nikmat berulang-ulang ... sejenak kemudian kurasakan seluruh batang penisku seperti disiram cairan hangat banyak sekali. Wooowwww ... ambooi rasanya.
" Ooouuhhhh Eryyyyy ..... oooouuuuuhhhhhh ..........", pekiknya nikmat di puncak orgasme keduanya.
Beberapa detik kemudian mbak Marisa akhirnya terdiam kelelahan. Lubang kemaluannya masih menjepit batang penisku sampai kandas. Panas rasanya alat vitalku dijepit dan digesek seperti tadi. Kupeluk dan kubelai mesra pinggang dan punggungnya yang putih mulus menetramkan perasaannya yg baru terpuaskan.
" Kau puas Marisaku .....", bisikku penuh kasih sayang.
Ia mengangkat wajahnya yang tampak basah berkeringat dan letih. Bibirnya yang merah tersenyum manis penuh kepuasan yg tak terkira.
" Ery .... oohh ..... kau kuat sekali Ery .... kamu sendiri belum juga keluar sayang ...ohhh ....kau hebat Ery ... mmm .. cupp ...cuppp ..", katanya pelan sambil mengecup bibirku penuh kemesraan.
Aku tersenyum bangga, aku sendiri juga tak mengira dapat mengimbangi bahkan lebih tahan lama saat bersenggama dengannya tadi. Padahal jepitan dan gesekan liang vaginanya luar biasa ketat dan nikmatnya.
" Fiiiuuhhh .. Marisa .... ulangi seperti tadi lagi ... biar kusemprotkan air maniku ke lubang kemaluan ... mmbbfff..". Mbak marisa membungkam mulutku yg ngeres itu dengan jemarinya yang lentik.
" Iiiiihh .... Kamu Ery .....ngomongnya kok kotor begitu ...?", katanya protes.
" Eee ... tadi mbak Marisa khan juga ngomong jorok ...", sahutku juga protes.
" Masa iya ...sayang ...", bisiknya tak percaya.
Kami berdua ketawa cekikikan sampe akhirnya mbak Marisa kembali menggoyang pinggulnya turun naik menyetubuhiku. Menghunjam-hunjamkan kembali seluruh batang alat vitalku ke dalam liang vaginanya yang hangat dan sempit. Aku kembali merem melek dan mengerang-erang keenakan. Sebaliknya mbak Marisa yg sudah terpuaskan kini hanya tersenyum sambil memandangiku yg sedang mendesah nikmat.
" Uuuuhh .. Ery ... keras dan panjang sekali penismu sayang ....uuuuhhhh .... ayo sayang ... keluarkan air manimu ....uuuuhh .....", bisiknya penuh gairah nafsu.
Aku masih sempat tersenyum geli diantara desah kenikmatanku mendengar ucapannya.
" Aaaahh ... Marisa-ku ......teruss ...sayang ....ooohhhgg ....aaaahhh .....yaaaahhh ..... terus ... Marisa-ku ...mmmm ....oouuhhhgg ... nikmat sekali sayang ....mmm", erangku keenakan.
Begitu sabar dan hebatnya mbak Marisa menggoyangkan pinggulnya naik turun memuaskan nafsu kelelakianku yang belum tuntas. Digoyangkannya pinggulnya kekiri dan kekanan sambil dibawa turun naik membuat alat vitalku seakan dihisap, dibetot, dikenyot dan diplintir-plintir hebat oleh liang vaginanya itu.
Uughh ..... Aku menggeram menahan rasa nikmat dan kurasakan juga akhirnya air maniku yg mulai bergerak naik hendak muncrat keluar. Sekujur tubuhku yang sedang disetubuhinya mulai menggelepar pertanda puncak kenikmatan enjakulasi sudah dekat.
" Oooouuuhh ..... terus Marisa-ku .... yaaahhh .... sedikit lagi sayang ...ngggggghhh ....ooooouuhhhh .... yaaahh ... Marisa-ku .... k..kau hebaat sayang ...nggghh ..yaaahh ....sedikit lagi air maniku kek ...ke ...luar sayang ....ooouuuhhhh ......"
Mbak Marisa semakin bersemangat melihatku mulai hendak enjakulasi, pinggulnya digerakkan semakin ganas naik turun sambil digoyangkan memutar seolah hendak memlintir dan memerah alat vitalku yang sudah hendak muncrat. Begitu hebatnya jepitan liang vaginanya mengocok batang penisku sampai-sampai aku sendiri tak sanggup menanggung rasa nikmatnya yang sangat luarbiasa.
" Uuuuuhh ....ayo Ery ..... keluarkan air manimu sayang ....uuhhhh ....", bisiknya genit sambil sesekali mengecup bibirku gemas.
" Ooouhhh ... yaaaahhhh ..... mau keluar nih Marisaa ....aaaaahhhhh ......", teriakku keras sekali. Segera kupeluk erat pinggul montok aduhai-nya yg masih terus bergerak turun naik menyetubuhiku lalu secepat kilat segera kugulingkan tubuhnya kesamping sehingga kini gantian badanku yang menindih tubuh montoknya. Mbak Marisa memekik kecil kaget melihatku begitu perkasa dan ganti menindihnya, dengan mesra kedua pahanya yang sangat mulus itu diangkat keatas dan menjepit pinggangku kuat. Seluruh batang penisku seakan tertancap kandas kedalam lubang kemaluannya yang masih menjepit dengan hebatnya.
" Uuuuhhhh kau kuat sekali Er ....mmm ....benar-benar laki-laki idaman ...uuuuuw ...", bisiknya manja.
Mbak Marisa tidak tau kalo air maniku sebenarnya sudah berada dileher kepala penisku siap untuk kusemburkan keluar, namun aku sengaja masih menahannya sejenak sekuat tenaga.
" Aaaahhh ...Marisa-ku sayang .... kau ingin anak laki atau perempuan ...?", bisikku gemas menahan rasa nikmat.
" Iiiihhhh .... hik ...hik ... kau ini ngomong apa sih .... mmmm .... laki-laki saja Ery sayang .... supaya tampan seperti kamu ...mmm..", bisiknya mesra.
Aku mendelik nikmat saat tiba-tiba kurasakan liang vaginanya sedikit menyempit, alat vitalku yang sedang diujung enjakulasi itu langsung collaps ... Dan Craatttttt ........
" Aaaaaaaaaaaagggghhhh ...........". Aku menggeram nikmat ke puncak enjakulasi. Kukecup bibir mbak Marisa lembut lalu bersamaan dengan itu mulai kusemburkan air maniku ke dalam lubang kemaluannya yang menjepit nakal batang penisku itu.
Mbak Marisa memekik kaget saat dirasakannya air maniku menembak dengan kuat ke dalam rahimnya yang sangat terlarang. Kedua jemari tangannya langsung mengusap-usap dan meremas-remas pantatku agar aku lebih nikmat memuntahkan air mani kedalam lubang kemaluannya.
Craaattt ..... cruuuuutttt ....... Cratttt .......... Crruutttt........ cruuuuutttttt ........
Semburan demi semburan kuat air maniku mulai keluar memenuhi liang vagina mbak Marisa. Sungguh tak terperikan rasa nikmat yg kurasakan. Jiwaku seakan ditarik keatas awang-awang terbang ke dalam sorga kenikmatan yang luar biasa.
" Ooowww ....Eryy ... iiihhh .... ooowww ......banyak sekali sayang ... mmmm ....uuuuuhhh ...terus sayang ....mmmm .... aaahhh kental sekali air manimu sayang ....mmmmm ...", bisiknya penuh gairah.
Gantian kini pinggulku yang kugerakkan turun naik menyetubuhi mbak Marisa. Kuhunjam-hunjamkan secara perlahan alat vitalku yang sedang enjakulasi kedalam lubang kemaluannya yang hangat dan sempit.
" Oouuhh.... Marisa-ku ......nggghhhhhggghhh .... nikmatnya sayang ...ngggggghh.....", erangku melepas rasa nikmat yang tak terkira. Begitu hebatnya liang vagina mbak Marisa menjepit alat vitalku ... memerah air maniku yang terus menyembur-nyembur tak henti-hentinya. Saking banyaknya air maniku yang keluar sampai pergesekan batang penisku dengan liang vaginanya jadi bertambah licin dan mantap.
Kukecup dan kukulum bibirnya yang merahnya sepenuh perasaan.
" Nnnnghh ... Ery ... banyak sekali air manimu sayang ... uuhhh ... yaaahhh ... terus sayang ... uuhhh ... semburkan lagi sayang .... uuuhh ....", bisiknya manja menikmati tubuhnya yang sedang kusemai dengan bibit-bibit calon manusia itu.
" Oouuuuhhhh ....... Marisaa ......", keluhku nikmat merasakan alat vitalku masih juga terus menyemburkan air mani.
Crreeetttttt .....crrretttttttt...........cretttrrrrt ............
Aku tak tahu lagi sudah berapa semburan yang kutumpahkan kedalam liang rahimnya, yang kurasakan hanyalah betapa kenikmatan yg sedang melanda tubuhku itu seakan membuat jiwaku seakan ringan saja terbang ke atas sorga.
Secara teratur dengan ritme tetap aku masih menaik turunkan pinggulku terus menyetubuhi mbak Marisa. Begitu nikmat mengeluar masukkan alat vitalku yang masih memuntahkan cairan sperma itu menggesek daging liang vaginanya. Begitu ketatnya lubang kemaluan mbak Marisa mengocok-ocok batang penisku dan menyedot spermaku keluar.
" Ooouuhhh ... sudah .. Marisa sayaang ... air maniku jangan disedot lagi ....", bisikku ditelinganya sembari meringis nikmat.
Marisa ketawa cekikikan ...
" Iiiihhh .... nakal .. siapa yang nyedot ... penismu aja yang ngocor terus ...hik ....hik ...
uuuuhh ... banyak sekali sih Er .... hik..hik... kamu minum apa sayang bisa sebanyak ini ...", sahutnya manja.
" Sperma Tarzan .....", ujarku sekenanya.
" Iiiiihh .... jorok aahh .... hik ..hik ...", pekiknya kaget.
Akhirnya kurasakan ludes juga air maniku disedot lubang kemaluan mbak Marisa. Namun pinggulku masih terus bergerak turun naik menyetubuhinya seakan tiada rasa puas dalam hatiku untuk terus menggeluti tubuh mbak Marisa yang montok dan bahenol ini. Ia sampai merintih-rintih kecil melihatku seolah semakin bertambah ganas mengeluar masukkan alat vitalku yang masih over voltage menggesek liang vaginanya sampai kandas.
" Aduuh .... Ery ... sudah ah .... berhenti dong .... masih belum puas juga sih ... mbak bisa pingsan nih .. kecapekan ..hik ...hik ..", keluhnya manja.
Enjakulasiku berakhir sudah. Begitu luar biasa nikmatnya. Perasaanku sekarang seolah begitu ringan. Seolah tiada beban. Begitu tentram dan damai.
" Nnnnngghhhh ..... Marisaku .... Isteriku .... nnnggghh ....pinggulku nggak bisa berhenti nih .... remnya blong ....", bisikku gemas.
" Iiiiihhhh .... Ery .... sudah ah ....hik ...hik .... nakal sekali kamu sayang .... aduuh ... kemaluanku sakiit Er ...", rintihnya kesakitan.
Jemari tangannya dengan gemas mencubit pantatku yang masih bergerak turun naik menyetubuhinya.
" Eryyyyy ..... udah dong .... hik ...hik ... aawwww ..... sakit sayang .... jangan cepat-cepat masukinnya sayang .... aaawwww ...". Mbak Marisa semakin merintih kesakitan.

Aku tak peduli karena aku semakin gemas dan bernafsu mendengar rintihannya yang merangsang itu. Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang kurang lengkap dalam tubuhku. Alat vitalku terasa masih sedikit gatal-gatal dan masih ngaceng seolah masih menyimpan keinginan yang terpendam.
" Aduuuhh ... Eryyy .... iiiiihhhh ... udah ah sayang .... nnggggghhhhhhh ....", bisiknya lirih. Namun diakhir ucapanya itu aku merasa mbak Marisa mulai merasakan kenikmatan lagi. Mmmmm .... Aku semakin bersemangat menggoyangkan pinggulku yang sebenarnya sudah 'letoy' itu turun naik dengan mantap. Bagaimanapun aku juga tak ingin terlalu terbawa ego-ku sendiri. Kuatur gerakan pinggulku turun naik dengan kecepatan sedang sehingga hunjaman alat vitalku ke dalam lubang kemaluannya yang sempit itu tidak terlalu membuatnya sakit namun sebaliknya memberinya rasa nikmat.
" Marisa-ku ... air maniku mau keluar lagi nih ....", bisikku mulai merasakan kenikmatan senggama itu kembali.
" Ooouuhhh ... Ery .... k ...kau luar biasa sayang .... nnnggngggghhh ... terus sayang ... jangan berhenti ....oouuhhh ....", bisiknya sembari menikmati genjotan alat vitalku yang mulai menggelitik clitorisnya ke sorga kenikmatan.
Kedua pahanya yang mulus kembali menjepit pinggangku erat. Kedua tangannya memeluk tubuhku mesra dan jemari tangannya mengelus mesra punggungku yang berkeringat basah. Bagaikan seekor kuda liar tanpa mengenal lelah sedikitpun aku terus menggoyang pinggul turun naik menyenggamai bidadari cantik mbak Marisa. Begitu nikmat dadaku yang bidang menindih kedua bulatan payudara raksasanya yang kenyal dan padat itu. Kedua puting susunya terasa keras dan runcing menusuk kulit dadaku. Geli-geli rasanya.
Kami saling bercumbu bibir sembari menikmati rasa nikmat pergesekan alat kelamin kami yang saling beradu untuk mencari kenikmatan sorga dunia.
" Eryyy ...aahh ...cupp ...cuppp ... oouuhhhh .... terus sayang ..jangan berhenti .... sedikit lagi ....ooouhhh.... yaaahh ...nggggghhh .....ooowwww ...", rintih mbak Marisa nikmat.
Akupun demikian, aku mulai merasakan kenikmatan sex yang luar biasa. Dan kali ini ternyata berlangsung begitu lama. Mungkin sekitar setengah jam-an lebih karena kami berdua sudah sama-sama terpuaskan tadi, tetapi justeru terasa jauh lebih nikmat. Kami berdua bisa sama-sama berkonsentrasi dan merasakan secara lebih mendalam dan lebih menjiwai persenggamaan ini. Setiap mili alat kelamin kami saling menggesek, kami bisa merasakan nikmatnya itu sampai ke tulang sumsum. Sehingga tidak heran kalo persenggamaan ini berlangsung sangat lama, karena mbak Marisa semakin keenakan bila alat vitalku kukeluar masukkan secara perlahan kedalam liang vaginanya. Ia sampai melenguh panjang keenakan ketika kubenamkan secara perlahan batang penisku kedalam lubang kemaluannya sampai kandas, begitu pula ketika kutarik batang penisku itu pelan-pelan keluar dari lubang kemaluannya sampai-sampai ia menggigit pundakku karena gemas.
" Aaahhh ... Eryyyy .... nnggghhh .... nikmaatnya sayang .... terus sayang ....ulangi lagi .....aaaahh .....uuuuhhhh ......yyaaaaahhhh ..mmmm ...", rintihnya.
" Marisa-ku ...aaahhh ... kita keluarkan sama-sama ......", bisikku menahan rasa nikmat yang sudah mulai memuncak.
" Nnnggghhh .... i..iyaaa.... sayang .... aaahhh ....aku sudah mau keluar ...nggghhh .....lekas Eryyyyy .....", bisik mbak Marisa ke telingaku ketika dirasakannya puncak orgasmenya sudah sampai.
" Aaaaahh ....tung .. gu sebentar Marisa .......eegggghhh .....aaaaaaahhhhhh .... ayo Marisaa ...sekaraaaannggggg ......", erangku nikmat ketika enjakulasi-pun akhirnya terpuaskan untuk kedua kalinya.
Kali ini agak kupercepat goyangan pinggulku agar alat vitalku dapat menggesek liang vaginanya lebih hebat, sehingga puncak kepuasan sex itu lebih terasa nikmat.
Dan ...sambil berpelukan mesra, akhirnya kami berdua saling mengerang-erang dan menggeliat-geliat melepas puncak kenikmatan itu bersama-sama. Tubuh kami berdua saling mengejan saking tak kuatnya merasakan rasa nikmat yang luar biasa. Otot-otot liang vagina mbak Marisa menjepit alat vitalku dua kali lebih ketat membuat air maniku sontak kembali menyembur-nyembur keluar dengan hebatnya.
Crrrettt ..... cccrrrooot ......... crreeeeettttt ........... Crrreeeettttt .........
" Marisaaaaaaaaaaaaa .....................aaaaaggghhh "
" Eryyyyyyyyyyyy ............ nngggghhhhh "
Kami berdua sama-sama memekik-mekik nikmat. Seakan terbang saja jiwaku terhempas kedalam pusaran kenikmatan yang tiada tara. Cairan lendir mbak Marisa terasa menyembur lemah membasahi dan menghangati seluruh alat vitalku yang terbenam kandas dalam liang kemaluannya.
Cruuuoooottttttt ...........crreeetttt .....
Air maniku kurasakan mulai menyembur lemah dan akhirnya terasa ludes tak tersisa lagi. Kantong zakarku seolah kopong karena isinya telah terkuras, disedot kemaluan mbak Marisa.
Tak terasa begitu cepat sekali rasa nikmat itu berakhir, pinggulku terhempas lunglai diatas tubuh mbak Marisa. Alat vitalku seakan terbenam dalam lautan air mani didalam liang vaginanya. Kurasakan batang penisku itu mulai bergerak menyusut didalam situ. Loyoo. Mbak Marisa menciumi bibirku dengan gemas. Berkali-kali mulutnya mengulum bibirku sampai lama sekali. Dari wajahnya terbayang betapa sangat puasnya dia malam ini. Begitu terlihat cantik dan alami meski tampak basah berkeringat. Kedua matanya yang kelihatan sedikit letih memandangku mesra.
" Ooh ...Eryy .... aku benar-benar puass sekali ... kau jantan sekali sayang ... mmmbbff ....cupp ...cuupp ....", katanya gemas.
" Aku juga Marisa .... begitu nikmat sekali ....mmm .... indah sekali Marisa .....", bisikku letih.
Lima menit kemudian aku melungsur keluar dari tubuh mbak Marisa dan tergeletak lemas disamping tubuh bugilnya.
Malam itu aku menginap di tempat Mbak Marisa sampai pagi, namun sebelum tidur aku masih sempat mengintip lagi ke kamar si Agus dan benar saja kulihat mereka memang sedang tertidur lelap kecapekan dan masih telanjang bulat, hanya edannya kulihat alat vital si Agus yang sudah loyo itu ternyata masih menancap di lubang dubur Farida. Mungkin mereka sempat maen (sodomi) lagi ketika kutinggal tadi. Dari sela-sela paha Farida yg putih mulus kulihat leleran cairan kental berwarna putih (seperti buih) banyak sekali. Mungkin air mani si Agus yg tumpah keluar dari dalam liang kemaluan Farida.

Sampai sekarang hubungan sex ini masih tetap berlangsung. Dan seperti yg telah saya duga sebelumnya mbak Marisa saat ini telah menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Entahlah bagaimana selanjutnya aku masih bingung, hanya saja mbak Marisa mengatakan supaya aku jangan khawatir mengenai kehamilannya karena ini katanya sudah menjadi tanggung jawabnya bersama suaminya nanti (edaan nggak), tapi entah bagaimana reaksi suaminya.
Ketika sahabatku Agus kuceritakan tentang hub.sex ku ini, semula ia tak percaya sama sekali dan menuduhku ngayal. Namun suatu malam yg telah kurencanakan, ia kusuruh mengintipku dan baru benar-benar percaya ketika kusetubuhi mbak Marisa untuk ke-29 kalinya. He...he... katanya ia sampai sempat onani segala melihat tubuh mbak Marisa yg begitu indah mulus dan montok, bahkan gilanya ia masih sempat merekam adegan persetubuhan kami itu dgn handycam-nya selama kurang lebih 10 menit.
Ada kejadian lucu pada beberapa hari yg lalu ketika suatu siang sehabis pulang dari kampus, aku benar-benar tak dapat menahan kerinduanku pada mbak Marisa, sambil sedikit setengah memaksa, aku meminta mbak Marisa memenuhi keinginan sexualku. Meski pada mulanya ia menolak karena sikon yg tak memungkinkan disaat kegiatan salonnya yg sedang ramai namun akhirnya ia mau juga, mbak Marisa mengajakku melakukannya di dapur saja daripada di kamarnya dan ia menyuruhku melakukannya dengan cepat karena takut ketahuan pegawai salon.
Ketika kami melakukan persetubuhan itu, masih dengan pakaian lengkap. Mbak Marisa hanya menarik turun celana jeans dan CDnya sebatas paha, begitu pula denganku hanya kuplorotkan sebatas paha pula. Mbak Marisa menyuruhku agar melakukannya dari sebelah belakang, dan ia lalu berdiri agak setengah membungkuk membelakangiku diatas sebuah meja di dapur. Alat vitalku yang sudah sangat ngaceng itu kuselipkan diantara kedua belah paha mulusnya dan menembus labia mayoranya yang tebal merangsang. Hanya kurang dari 10 detik, seluruh batang penisku sepanjang 16,5 centi itu telah kubenamkan seluruhnya kedalam liang kemaluannya yang hangat dan sempit. Sambil kuremas gemas kedua belah payudara montoknya dari belakang, aku mulai asyik menggoyang pinggul menyetubuhi mbak Marisa. Namun kenyataan berkata lain, 20 menit kemudian yang kebetulan sekali saat itu kami berdua sudah hampir sampai ke puncak kenikmatan secara hampir bersamaan. Ketika tiba-tiba salah satu pegawai mbak Marisa yaitu Sherly nyelonong masuk ke dapur hendak mengambil gelas untuk minum. Kami berdua terhenyak kaget, begitu pula dengan Sherly. Begitu kagetnya mbak Marisa sampai lubang vaginanya mengerut mengecil menjepit alat vitalku yg saat itu sedang mendekati klimaks-nya, prrttt .. rasanya jepitannya yg luarbiasa membuat alat vitalku langsung muncrat memuntahkan air mani kedalam lubang kemaluannya.
" Eeeehhh ... mbak .... Maaf ...!!", pekik Sherly kaget setengah ketakutan melihat kami berdua sedang berhubungan intim.
" Sherlyy ..!!!", pekik mbak Mbak Marisa pula.
Sebaliknya aku malah meram melek keenakan merasakan air maniku yg menyembur-nyembur hebat kedalam liang kemaluan mbak Marisa. Rasa nikmatnya membuatku seakan tak peduli dengan kejadian mengejutkan itu.
" Ma ... maaf m ..mbak .... Saya mau ambil gelas .....", seru Sherly masih kaget.
Sejenak mbak Marisa akhirnya dapat menguasai keadaan.
" Ya sudahlah ... Sherly .. lekas ambil sana ...", ujar mbak Marisa setengah ketus.
Sherly langsung ngibrit keluar begitu benda yg dicarinya sudah didapat. Kami berdua saling ketawa cekikikan mengingat kejadian lucu tadi, lalu melanjutkan lagi permainan sex kami yg sempat terganggu 1 ronde lagi.
Sejak kejadian itu Sherly semakin berani menggodaku dan hampir tiap hari ia menelpon mengajakku pergi menemaninya ke diskotik. Saya tahu ia pasti punya hasrat lain selain hanya sekedar pergi ke diskotik. Aku masih belum mengiyakan permintaannya, berhubung sebenarnya saya sedang naksir pada Silvi yaitu salah satu pegawai mbak Marisa yg lain, orangnya setahun lebih tua tetapi masih imut2 dan manis seperti Deyana Lomban (atlet badminton) dan saat inipun hubungan kami sudah dapat dibilang pacaran, hanya saja sedikit ngeri juga mengingat kejadian ketika Sherly memergokiku sedang bersetubuh dgn mbak Marisa. Aku khawatir Sherly mengadukan soal ini kepada Silvi. Kadang terpikir olehku untuk mengiyakan saja kemauan Sherly menemaninya ke diskotik atau menggagahinya sekalian untuk sekedar tutup mulut (kalo perlu) ... ha ...ha....


Bersambung ke seri 3 ...