ISTRI BOS

ISTRI BOS


Dudum istri dari bossku, berusia 29 tahun memiliki 2 orang anak, dan juga bagian dari bisnis keluarga yang mereka bangun. Dudum juga cantik, berambut pendek ringkas, dan menggairahkan.

Aku berusia 16 tahun saat itu, dan ini adalah kesempatan kedua Aku bekerja paruh waktu di perusahaan konstruksi milik Dudum dan Tono. Aku mengenal hampir seluruh anggota keluarga ini. Perusahaan ini berkantor di sebuah ruangan di sisi barat rumah ini juga, hampir setiap pagi Aku minum the bersama yang lainnya sebelum memulai kerja.

Saat ini sedang ada proyek renovasi rumah di dekat perbatasan kota, pekerjaan Aku sebagai juru gambar membuat Aku banyak menghabiskan waktu di kantor membantu Dudum mendesign ketimbang di lokasi proyek. Aku sangat menyukai pekerjaan Aku Setelah Tono dan staff yang lain berangkat ke proyek. tinggal kami berdua saja dikantor.

Aku selalu tertarik pada Dudum. Kebetulan hari ini dia memakai kemeja putih longgar dengan membuka terlalu banyak kancing atasnya. Dudum mulai bekerja dengan buku sketsa dan pinsilnya, meja kami berhadapan kupandangi dudum, kecil dan ramping dengan dada yang tidak terlalu besar, tapi aku menyukainya terlihat masih keras dan seperti katanya "Bila terlalu besar mubasir !"

Dudum pernah bercerita kalau dia senang melakukan masturbasi dan Aku diberitahu kalau dia menggunakan mentimun yang sudah dikupas. Ia juga bercerita tentang fantasinya dan fantasinya terhadap diriku. Aku mulai menyadari arah pembicaraan ini. Aku takut dan ragu ragu bukan karena ini akan menjadi sangat menarik namun lebih disebabkan oleh karena Tono bosku dan juga mengingat hubungan baikku dengannya.

Aku dan Dudum benar benar hanya berdua di kantor saat ini. Pembicaraan Dudum selanjutnya menjadi lebih vulgar dan terus terang dan pengakuannya bahwa ia ingin masturbasi sambil melihat aku melakukan hal yang sama membuatku bergairah. Aku mencoba mengalihkan perhatianku dari Dudum yang sedang memainkan putting di balik kemeja putihnya pada dokumen di meja, namun konsentrasiku sudah buyar, aku menyulut sebatang rokok.

Dudum berdiri di belakangku dan berbisik kalau ia akan menunggu dan menyaksikan, lalu ia menuju ketempat dimana ia dapat melihatku dengan jelas.

Aku menekuni pekerjaanku dan ketika aku selesai aku berbalik dan amat terkejut.

Dudum duduk telanjang di kursi dengan satu kakinya bertopang pada meja dan satunya lagi pada penopang tangan. Aku amat tidak mempercayai pengelihatanku Dudum istri bossku masturbasi sambil menyaksikan aku bekerja

Dudum bangkit berjalan kearahku,. Otomatis aku berdiri Dudum malah berlutut meloloskan celanaku hingga jatuh ke tanah. aku masih belum pulih dari keterkejutan dan terlihat pada penisku, namun secara cepat menbesar saat tersentuh bibir hangat Dudum untuk kemudian tegak mengeras memenuhi mulutnya. Dudum bergeser duduk tepat didepanku dengan selangkangan melebar penuh memamerkan vaginanya.

"Ayo kita lakukan sekarang". Dudum mengusap usap vagina mengajakku untuk ikut masturbasi. Ini memang bukan masturbasiku yang pertama namun di depan orang …..

Tanpa kusadari tanganku mulai bergerak mengikuti irama Dudum bermain dengan vagina dan putingnya, namum sejenak kemudian aku berhenti. Kunikmati gairah yang ditimbulkan oleh Dudum, dan kuhampiri saat tubuhnya menjadi sangat kejang, kuikuti detik demi detik ia dalam klimax.

"Uhh … enak sekali …". Dudum mendesah lega.
"tidakkah kamu menikmati …?". Seperti mengerti masturbasi di hadapan orang lain adalah sulit untuk pertama kalinya ia lalu meraih penisku, membimbing tanganku ikut menggenggam dan menggerakkan naik turun perlahan lahan hingga kembali penisku membesar. Ia menciumi ujung penis lalu kantung zakarku..

Aku mulai dapat menikmati kondisi ini Dudum tersenyum ia merangkak membelakangiku mengusap usap kelentit dan mengoyang goyangkan pantatnya, sungguh pemandangan yang amat indah.

"Masukan sini " Dudum membelai belahan pantatnya. Aku bangkit mengarahkan penis pada lubang vagina dihadapanku memasukan penisku dalam dalam dan bergerak tak berirama. Dudum tertawa keras terbahak bahak.

"Berbaringlah ". Dudum menggeser bangku. Singkatnya akau berbaring terlentang di satu tempat sementara Dudum bergerak naik turun diatasku sambil mengusap usap kelentitnya. Aku dapat melihat penisku yang basah keluar masuk vagian Dudum. Ketidak-pengalamanku membuat tidak dapat menahan desiran nikmat dalam tubuhku yang segera meluncur keluar memuntahkan cairan hangat memenuhi rongga vagina Dudum diiringi dengan perasaan yang amat luar biasa.

Dudum tetap bergoyang naik turun hingga menimbilkan rasa nyeri ini mengakibatkan penisku mengecil Dudum bergerak maju menghadapkan vaginanya tepat diatas wajahku, mengesek gesek ujung hidungku, secara reflek kujulurkan lidahku mencicipi jumbai kelentitnya. Dudum memperlakukan lidahku seperti penis ia bergerak kanan kiri maju mundur. Mulutnya memainkan penisku, gairahku kembali terbangkit. Dudum kini berbaring terlentang membimbing penisku dan menjepit diantara buah dadanya. Wajahnya tegak lidahnya menjulur menentuh ujung penisku saat bergerak maju. Lagi, aku tak dapat menahan letupan kenikmatan dan kali ini tumpah memenuhi wajahnya. Dudum tersenyum mengusap cairan tadi lalu meratakan hingga buah dadanya.

Hari hari berikutnya kami melakukannya lagi dan lagi dan lagi, prestasi pekerjaanku meningkat hingga aku diangkat menjadi asisten kepala dibawah Dudum. Ketika Pak Tono meninggal Aku menjadi direktur perusahaan.

TAMAT