Layar tancep

Layar tancep


Ini pengalaman sex-ku yang pertama. Terjadi waktu aku berumur sekitar
15 taun... ditahun 80'an.

Aku tinggal dipinggiran Jakarta, yang masa itu apabila ada hajatan
biasanya diramaikan dengan layar tancep, pemutaran film di lapangan
terbuka yang dapat ditonton oleh semua orang. Nah, Layar Tancep itu
sering diadakan di daerahku itu, cuma selama aku tinggal disana belum
pernah sekalipun orang tuaku mengizinkan aku nonton itu, karena
biasanya lokasi pemutarannya agak jauh dari rumah, dan teman-temanku
biasanya kalau menonton sampai acara selesai, sekitar pukul 4 pagi.

Nah suatu hari, ada pemutaran layar tancep dideket rumah, sekitar 500
meter'an...cuma beda jalan saja. Akupun kemudian merayu orang tua
untuk boleh ikut teman-teman nonton. Dan ajaibnya orang tuaku
mengizinkan aku pergi, wah senengnya bukan buatan... rasanya bahagia
banget, itukan berarti boleh begadang, jadi rasanya udah gede gitu.
Singkat cerita aku berlima dengan kawan-kawanku pergi ke lokasi layar
tancap sekitar 19:30'an, dan kami sepakat kami akan pulang sampai
acara selesai.

Sampai dilokasi, acara blom dimulai, namun sudah banyak orang
disitu... mereka rata-rata duduk ditanah beralasan koran. kami sih
yang anak-anak engga ikut duduk kaya gitu, cuma mondar mandir, jajan
atau bercanda. Kira-kira 15 menitan kemudian film-pun dimulai, aku
lupa film apa, cuma rasanya film dimasa-masa itu film-film kungfu
atau
indonesia yang laku di layar tancap. Kami pun kemudian menyelinap
nyelinap kearah depan lagi, karena ingin mendapat pandangan yang
lebih
enak. Aku yang berada di urutan paling belakang, kamudian tertinggal
kawan-kawanku yang lebih depan itu, sehingga kehilangan mereka.
Sejenak aku bingung, tetapi kemudian aku pikir ya engga apa-apa, toh
aku tau jalan pulang dan nanti juga pasti ketemu. Dengan pikiran
begitu, akupun mencari tempat untuk duduk yang agak enak. Akhirnya
aku
dapat duduk juga ditanah, dan aku pun mulai menikmati tontonan itu
dengan santai, duduk dengan tangan menopang ketanah di belakangku.

Entah sudah berapa lama aku asyik menonton film itu, ketika aku
merasakan bahwa tanganku dibelakang menyentuh tangan seseorang
dibelakangku, otomatis aku menengok, dan kulihat seorang wanita manis
sedang duduk dibelakangku, dan tanganya yang sedang membersihkan
kakinya yang mungkin agak kotor bersentuhan dengan tanganku. Aku
memandangnya dengan tatapan minta maaf, dan dia senyum. Akupun
kemudian melanjutkan nonton film lagi. Beberapa kali tangan itu
bersentuhan dengan tanganku, lama-lama aku risih juga, namun enak
juga, hangat, jadi aku diamkan saja. Walaupun aku belum pernah
melakukan hubungan sex dengan wanita, tetapi aku sudah sering
masturbasi sejak kelas 1 SMP. Jadi lama-lama aku jadi punya pikiran
yang bukan-bukan tentang wanita dibelakangku itu. Akupun memberanikan
diri untuk duduk agak bergeser kebelakang. Begitu aku duduk lebih
kebelakang, tanganku bersentuhan lagi dengan tangannya, namun kali
ini
tidak sekali-sekali saja, namun terasa bersentuhan terus. Aku tidak
berani menengok kebelakang, takut dia malah jadi menarik tanggannya
yang menempel ditanganku. Otakku sudah makin engga karuan mikir
wanita
dibelakangku ini, ingin rasanya nengok melihat wajah manisnya yang
sekilas tadi aku liat. Dan tiba-tiba aku berpikiran, jangan-jangan
ini
bukan wanita tadi, reflek aku nengok agak pelan kebelakang, dan
ternyata masih dia, senyum dia duluan, akupun senyum, trus aku
menghadap kedepan lagi, rada grogi. Aku taksir usianya sekitar 30'an
mungkin. Tiba-tiba aku merasakan bahwa telapak tanganku dipegang oleh
dia, hatiku berdegup kencang sekali, aku tak berani menengok... aku
biarkan telapaknya menindah telapak tanganku, hangat sekali,
lama-lama
telapaknya mengelus telapak tanganku, dan aku merasakan
sentakan-sentakan elektrik di batang kemaluannku, makin mengencang.
Aku menengok, dan dia memandangku dengan senyumnya dan telapak
tanganku diremasnya dengan agak kuat, matanya mengajak aku mengembara
kepuncak-puncak kenikmatan, dia mengangguk sedikit seolah-olah
berkata.. "Ayo.." Aku seperti terpesona, aku menjawab senyumnya
dengan
anggukan. Telapak tanganku makin diremas dengan kuat. Diapun berdiri
dengan tetap meremas tanganku, aku jadi ikut berdiri.

Dia seperti setengah menarik aku menyibak kerumuman orang-orang
menjauhi arena layar tancep. Aku dag dig dug bercampur cemas. Yang
aku
cemaskan adalah teman-temanku.. bagaimana kalau nanti mereka pulang
tanpa aku, pasti orang tuaku jadi bingung. Sementara aku sendiri
tidak
tau mau dibawa kemana sekarang ini. Arena layar tancep semakin jauh,
sinar lampu keramaian makin jauh..namun beberapa orang masih
terlihat.
Dia melambatkan langkahnya, berjalan disampingku dengan tetap
mengandeng tanganku, sesekali diremasnya telapakku.... secara reflek
kadang aku juga membalas remasannya. Kami saling diam saja, tidak
berkata-kata.

Kemudian, tiba-tiba dia membelok ke sebuah kebun yang agak lebat
pepohonannya, gelap disana, aku jadi takut...kuberanikan aku bertanya
kepadanya mau dibawa kemana aku, tapi dia menjawab bahwa ini jalan
pintas, engga apa-apa katanya. Baru aku dengar suaranya, lembut
sekali. Dia berhenti dibawah pohon yang agak rindang, dan meremas
telapakku dengan kuat. Tiba-tiba dia memeluk aku, dan bibirnya
mencium
bibirku. Aku tersentak. Denyut jantungku berdebar tak terkira, bibir
basah dan hangat itu tiba-tiba menempel dibibirku dan membuka rongga
mulutku dengan paksa. Sedetik kemudian kurasakan lidahnya yang panas
masuk kedalam mulutku dan menjilati rongga dalam mulutku. Aku yang
belum pernah merasakan hubungan apapun dengan wanita jadi engga tau
musti apa. Aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, rasa geli
karena lidah yang menjulur-julur dan menjilati rongga mulutku rasanya
benar-benar indah sekaligus merangsang libidoku. Kemaluanku tegang
sekali, otomatis tanganku merangkul lehernya dan menarik kepalanya
kearahku dengan lebih erat, seakan tidak ingin melepaskan ciuman ini.
Tangannya yang memeluk akupun semakin erat pelukannya dipunggungku,
dan kurasakan tanganya mengelus punggungku dengan lembut kearah
bawah,
dan berhenti dipantatku, pantatku diremas dengan lembut membuat aku
makin merapatkan tubuhku ketubuhnya. Perlahan lidahkupun membalas
jilatan lidahnya, lidah kami bertemu dan begitu bersentuhan aku tidak
bisa lagi membendung nafsu birahiku.. dengan rakus, entah darimana
tiba-tiba aku bisa berciuman, dengan rakus kami saling berlomba
mencaplok bibir lawannya dengan menggebu-gebu. Lidah kami saling
mematuk, menjilat dan bermain liar dirongga mulutnya atau mulutku.
Seakan tak henti-hentinya kami berciuman, kami hanya sebentar
mengambil nafas dan kembali berciuman dengan nafsu birahi yang
meledak-ledak.

Sementara itu, tangan kiriku memeluk pinggangnya dan tangan kananku
mulai meremas payudaranya yang sebelah kiri dari luar kaosnya, kenyal
sekali dan padat, tetapi masih terhalang kaos dan BH yang dia pakai,
jadi rasanya kurang nikmat. Perlahan tangan kiriku yang memeluk
pinggangnya aku turunkan kepantatnya yang memakai rok jeasn. Aku
remas
pantatnya dengan gemas, kuremas bergantian pantat kanan dan kirinya.
Benar-benar nafsuku sudah memuncak. Dan bibir kamipun masih terus
berpagutan dengan rakusnya. Tangan kanannya tiba-tiba meremas batang
kemaluanku dengan kencang. Nikmat sekali rasanya, bibir kami lepas
dan
dia mendesah serta mengajak aku tiduran di rumput. Tubuh kamipun
merosot kebawah sambil tetap berpelukan. Kami tiduran dirumput sambil
berciuman, dan dia kemudian mengguling menindihi aku. Dia menjilati
seluruh mukaku dengan lidahnya, geli, sangat geli.... aku tidak kuasa
untuk diam saja. Aku hanya bisa mendesah-desah kenikmatan. Tanganku
menyingkap roknya dari blakang, kuelus pantatnya yang montok, kuraba
celana dalamnya, dan kususupkan tanganku masuk dan mengelus belahan
pantatnya dan berusaha menggapai vaginanya. Kudapatkan. Kurasakan aku
meraba suatu celah yang basah.. dan berbulu lebat, kucoba mengelus
dengan vaginanya dengan lembut, namun yang terjadi adalah mengelus
dengan penuh nafsu. Dia mendesah dan sedikit merintih, sambil
menciumi
leherku, dan tangannya mulai membuka kancing bajuku.. sementara
tangan
satunya meremas batangku dengan kencang.

Kugosok-gosokan tanganku divaginanya yang basah dan berbulu lebat
itu,
dia merintih dan sedikit meronta. Aku sendiri yang kegelian karena
ciuman dan jilatannya di sekujur muka dan leherku mencoba
menggulingkan tubuhnya, aku ingin menindihnya dan membalas menjilat
sekujur tubuhnya. Dia kemudian dengan nafas memburu dan agak mendesah
mengangkat tubuhnya dari atasku, dan membuka kaosnya serta BH nya.
Matanya terus memandangku. Aku balas memandang dikeremangan malam,
dijauh sana sayup terdengar suara layar tancep ditambah suara
serangga
malam. Kutatap buah dada besar yang bergantung didepanku,
dikeremangan
malam rasanya lebih indah, putingnya tegak dan besar berwarna coklat
tua, ingin rasanya aku langsung mengulumnya dan menyedotnya. Tanganku
langsung memegang payudaranya dan meremasnya dengan kuat, ini pertama
kali aku memegang payudara, dia merintih dan tertawa kecil..
dibiarkannya tanganku meremas payudaranya. Dan dia melepaskan bajuku,
dan kemudian diteruskan dengan membuka celana panjangku...akupun
segera membuka roknya. Semenit kemudian kamu sudah telanjang bulat.
Dia menarik tubuhku untuk menindihnya, tubuh hangatnya mendekap aku,
dia mencoba mencium bibirku lagi, tapi aku tolak, aku ingin menjilati
seluruh permukaan tubuhnya, dia tetap mencoba mencium bibirku.
"Ohh... kamu... sini bibir kamu..oh...jangan bikin aku penasaran.."
begitu katanya.. "aku sangat suka berciuman... sini mulut kamu, aku
caplok..hhhhh"

Aku tetap saja turun kebawah, kujilat ujung payudara kanannya, kuisep
perlahan, kugigit dengan pelan dan hujilat-jilat. Harum tubuhnya
ditambah bau keringatnya makin merangsang kelakianku. Tangan kiriku
meremas-remas payudara kanannya dengan nafsu, membuat dia agak
meronta
dan mendesis desis, dan tangan kananku menelusuri tubuhnya dengan
perlahan, ciumanku di payudaranya kualihkan ke payudara kirinya dan
kuisapa dengan gemas seluruh pentil nya yang sangat mancung itu...
kusedot dengan rasa nafsu sehingga membuat ia mengerang kenikmatan.
Tangannya menekan kepalaku dengan lembut namun pasti, membenamkan
kepalaku di payudaranya yang montok itu. Kujilati lembah diantara
payudaranya dengan rakus, kuarahkan ke leher dan menjalar ke lengan
dan turun perlahan ke ketiaknya. Baru kusadari ketiaknya berbulu
lebat
juga, membuat aku makin terangsang. Bau keringatnya semakin
membutakan
aku. Aku pun makin gila menjilati tubuhnya, perutnya ku jilati dan
makin turun kebawah ke selangkangannya.

Bau vagina wanita yang baru pertama kali kuhirup, kusedot dengan
nikmat, ada bau khas yang nikmat dan penuh rangsangan, kuciumi
vaginannya, dan lidahku pun masuk kedalam liang vaginanya. Kujelajahi
dinding dan rongga vaginanya dengan lidahku, basah dan hangat.
Tanganku memeluk pinggangnya. Dia melonjak-lonjak dengan suara
desahan
dan rintihan yang membuat aku makin terangsang. Tangannya menekan
kepalaku dengan kuat, dan kedua pahanya menjepit kepalaku dengan kuat
juga. Makin basah kurasakan liang vaginanya, dan diapun makin
merintih
dengan kuat. Aku takut suara rintihannya terdengar orang, maka
kuhentikan aktivitasku di sekitar vagina itu. Tubuhku maju dan
kamipun
berciuman lagi, lidahnya kurasakan lebih tak terkendali lagi didalam
mulutku, dan mulutnya menghisap bibir bawahku dengan kuat, agak sakit
namun nikmat sekali. Kubalas sedotan bibirnya dengan sedotanku juga
yang tak kalah nafsunya. Tangannya meremas batangku dengan kuat.
Sembari kami berciuman, kurasakan erangan dimulutku yang keluar dari
mulutnya.

"Aku engga tahan...hhh.. sshhh... si..siniii... mm
asuukkii..massuukinn
..shhh..eeerrggg..."
Tangannya menuntun batangku memasukin liang vaginanya. Batangku yang
sudah amat tegang itu rasanya mau pecah saja, letupan-letupan
diotakku
makin tidak tertahankan..padahal kami blom mulai. Aku ingin mengerang
kuat sekali, tetapi mulutku tetap dibungkam mulutnya... yang keluar
hanyalah erangan disela-sela ciuman kami. Aku mencoba menahan
keluarnya air maniku, namun sangat susah.
"aarrgg..sshhh...sssaayaaa... mmauu kkllluarr..mmmmmbbaaakk... eerrgg"
mendengar begitu, dia langsung meremas batangku makin kuat...
"sshhh...mmm... klluarrrin...sshh ajaaa..." katanya sambil memeluk
tubuhku erat-erat.
Tak bisa aku tahan lagi, dengan bibir masih berciuman akupun
mengerang
kenikmatan didalam mulutnya. Dan Croootttt...croott..crotttt.crooottt
air maniku pun menyemprot dengan deras digenggamannya, dia mengelus
ujung penisku dengan tangannya, membuat aku makin nikmat geli dan
ngilu yang bukan maen nikmatnya. Tubuhku agak melemas, diatas
tubuhnya, sementara bibirku masih diciuminya. Aku pasrah saja.
Denyutan diotakku agak mengendur. Bibirnya melepas bibirku, aku ingin
bangkit dari tubuhnya, namun batangku yang sedang mengecil tetap
dielus-elus dia, membuat rasa ngilu yang tak tertahan, geli juga...
aku mengerang dan mendesah, sambil tanganku meremas payudaranya
dengan
kuat dan memainkan putingnya dengan menarik dan meremasnya. Dari
mulutnya terdengar rintihan kenikmatan. Berlahan batangku makin
menegang lagi, membuat deyutan baru diotakku lagi.

Suara rintihan dan desahannya membuat batangku cepat menegang lagi,
ditambah dengan remasan dibatangku yang pintar. Tak lama kemudian,
batangku sudah menegang lagi, walaupun belum maksimal. Rupanya dia
sudah tak tahan juga, batangku yang belum tegang benar, diarahkan
lagi
keliang vaginanya. Oh.. nikmatnya, aku merasakan baru pertama kali.
Begitu ujung batangku masuk, terasa seperti di jepit oleh daging
lembut yang menggesek-gesek seluruh urat syaraf ditubuhku. Semakin
dalam kubenamkan batangku, semakin nikmat rasa yang ada, hangat dan
basah serta licin. Dia mengerang begitu seluruh batangku terbenam,
aku
juga mendesah sambil mencari bibirnya, aku tidak ingin erangan kami
terdengar orang, jadi aku ingin membungkam mulutnya agar agak teredam
suara erangan kami. Dia yang memang senang berciuman, langsung
menangkap mulutku begitu dekat mulutnya. Kembali kami berpagutan
dengan nafsu, tanganku memeluk tubuhnya dengan erat demikian juga
dia,
menekan punggung dan kepalaku dengan kuat. Kakinya menjepit
pinggangku
dengan kuat, dan pinggulnya memutar sambil mulutnya mengeluarkan
suara
erangan disela-sela ciuman kami. Tubuhku naik turun diatas tubuhnya,
dan batangku kutarik serta kubenamkan kembali dengan genjotan yang
semakin kuat. Liang vaginanya kurasakan makin basah, eranganya makin
sering dan makin panjang... untung selalu kuredam dengan mulutku.
Demikian juga aku, aku makin mengerang juga, karena rasa nikmat yang
menggelitik otakku...

Tiba-tiba, dia seperti berontak, tubuhnya diangkat tinggi-tinggi, dan
kakinya menjepit pinggulku dengan sangat kuat, dan tangannya mencakar
punggungku dengan erat, mulutnya menyedot mulutku dengan kuat
disertai
erangan kuat didalam mulutku. Batangku seperti diremas-remas oleh
dinding vaginanya membuat aku makin geli dan ujung penisku sangat
gatal. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat diotakku yang tak
bisa
digambarkan..lebih nikmat dari pertama kali tadi. Aku tau bahwa aku
tak bisa menahan lebih lama lagi kenikmatan ini, maka ku genjot
dengan
lebih cepat batangku keluar masuk liang vaginanya. Dan luar biasa
sekali, reaksi dari genjotanku itu membuat dia makin menjepit aku dan
jepitan liang vaginanyapun makin kuat...

Dia mengerang keras sambil diangkatnya pinggulnya tinggi-tinggi dan
dihempaskan ketanah. Pelukan tangannya bukan maen kuatnya... dan
sepertinya bibirku luka karena ciumannya yang luar biasa kuatnya.
Bersamaan dengan itu aku merasakan ada pancaran cairan di dinding
vaginanya yang agak kental, seperti butiran pasir halus menempel
didinding vaginanya. Aku yang memang sudah tidak tahan lagi makin
terangsang mendengar erangan nikmatnya, membuat sel-sel diotakku
tidak
dapat lagi mengontrol semburan air maniku kedalam liang vaginanya.
Disertai dengan lenguhanku yang keras, kuhujamkan batangku
dalam-dalam
dan menyemprotlah air maniku dengan kuat. Crrooott
ttt...ccroott..crott
...cccrrrooottt..crottt.. Ah nikmatnya, bersama'an dengan itu
tubuhnya
mulai terkulai, jepitan kakinya mengendur dan pelukannya demikian
juga. Bibir kami hanya saling menempel saja, tanpa berciuman. Akupun
terkulai lemas diatas tubuhnya yang basah oleh keringat, keringat
kami. Dia mengelus punggungku yang berkeringat sambil bibirnya
memcium
bibirku lembut, aku membalas lembut juga. Batangku makin mengecil
dengan sendirinya, dan kutarik dari liang vaginanya. Akupun
mengguling
kesamping, dan duduk disebelahnya, memandang tubuhnya yang masih
tersegal-segal tiduran disampingku. dia mengelus pahaku sambil
tersenyum. "Nama kamu sapa? saya Lilis" Ya ampun, kami sudah bergumul
sekitar 1 jam dan baru sekarang kami berkenalan. Aku menyebut namaku,
"... mbak Lilis, terima kasih ya... saya jadi punya pengalaman baru"
kataku sambil mengelus payudaranya, kuelus pentilnya. Dia menangkap
tanganku yang sedang memainkan payudaranya dan menggenggamnya. Aku
ditarik kedalam pelukannya, akupun rebah disampingnya, kami
berpelukan
mesra diselingi kecupan ringan. Kami mengobrol. Ternyata mbak Lilis
usianya 37 taun, sudah punya anak seusia aku 15 taun, cewe. Dia
tinggal sama orang tuanya dideket lokasi layar tancap. Dia janda
sudah
5 taun, suaminya meninggalkan dia, entah kemana. Makanya dia tau
kebon
kosong ini aman, karena dia biasa kepasar lewat sini, dan jarang yang
tau motong jalan lewat sini. Kami masih telanjang bulat dialasi
rumput. Dia kemudian mengajak aku berpakaian dan kerumahnya, aku
sebenernya mau menolak, tapi dia agak maksa...jadi aku turutin aja.

Ternyata dari arena layar tancep rumahnya tidak jauh, bahkan kita
bisa
melihat filmnya dari depan rumahnya. Rumahnya sederhana, aku masuk
mengikuti dia... kutengok jam dindingnya, pukul 23:20. Dia masuk
suatu
ruangan disebelah kanan kami, aku rasa kamar tidur, sebentar kemudian
dia keluar lagi. "Anakku sudah tidur" katanya. Dia mengunci pintu
depan dan mengandeng tanganku kearah dalam, aku akan menolak dengan
memberi isyarat mata. Dia tersenyum. "orang tuaku lagi pergi keluar
kota, ayo.. kita kekamar blakang.." Akupun menurut saja. Kami masuk
keruang makan dan dikanan kirinya ada pintu. Mbak Lilis menarik aku
kearah kiri, dan membuka pintunya... dia menyalakan lampu, dan
menutup
pintu serta menguncinya. Dia menatap aku, "bibir atas kamu berdarah
ya? aku terlalu hot ya?" katanya sambil senyum dan tangannya mengelus
bibir atasku. Aku balas senyum, "engga apa kok mbak, sakit tapi enak
sih.."
"Ih..kamu, mbuat gemes aja..."
"Entar kalo anak mbak bangun gimana?"
"Engga, dia kalo tidur nyenyak banget kok..."
Mbak Lilis pun menggring aku agar duduk ditepi tempat tidur, aku pun
duduk menatap wajah ayunya yang lebih muda dari umurnya. Perlahan dia
melepas kaosnya, BH-nya, rok jeans-nya dan terakhir celana dalam
warna
hitamnya. Dia berdiri didepanku persis. Menggantung dua buah payudara
indah itu. Kulitnya tidak terlalu putih, namun bersih. Mbak Lilis
memeluk kepalaku dan ditekankan kebelahan payudaranya. Aku langsung
menjilat lekuk-lekuk ditengah kedua payudara itu. Mbak Lilis mendesah
nikmat.. "mmmmmm... eennaakkk...mmm"
Tanganku langsung memeluk pinggulnya, dan kuremas pantatnya dengan
nafsu.
"Buka baju kamu, aku bisa robek-robek nanti kalo udah nafsu..." kata
dia sambil mengecup halus bibirku. Aku pun bangkit dan membuka semua
pakaian ku. Kami telanjang bulat berdua, berhadap-hadapan. Dia
setinggi aku, aku yang masih 15 tahun memang agak tinggi dibanding
teman-teman seusiaku. Mbak Lilis menatap mataku, dia mendekat dan
mendekap aku...bibir kamipun bersentuhan, lembut, kami mengulum bibir
lawan kami dengan lembut, disertai jilatan lidah sesekali, namun
lama-lama jilatan itu makin menggila dan kami pun berdekapan erat
sekali. Kami jatuh ketempat tidur, kami bergulingan sambil terus
berciuman dengan nafsu membara. Batangku sudah tegang sekali.
"Ayo di masukin.. sekarang ya...mmmmmm... udah engga..mmm sabar..."
katanya sambil menuntun batangku masuk keliang vaginanya. Kubenamkan
sebagian batangku sambil menggigit kecil sekitar payudaranya.
"aahhh...geli...ge..liii..mmmm ahhh....eeegg.. eee..
teruussss...ggeliii...mmmmm...aaahhhhhhggg" kugigit dan kuhisap
puting
payudaranya bergantian... sementara tubuhnya agak menggelinjang
karena
sodokan batangku dikemaluannya. Matanya terpejam sambil mendesah
nikmat...kugenjot sedikit demi sedikit, aku tidak ingin terburu-buru,
jadi aku pelankan irama genjotanku.
"hhhggg...eeennnaakk... hgggmmm...aahhhhgg...uuugghhh...sssshhh..
tteerrudddddssss...agghh....eeghhhh.."
"uugghh... mbbbaakkk...aagghhh...eennaakk bangggeet...uughhhh..."
akupun makin tidak terkontrol, goyangan pinggul dan ciuman dibibirku
membuat aku makin menikmati irama yang diinginkan mbak Lilis. Aku
mempercepat genjotan diliang vaginanya...
"uuugghhhh....kkaammuu...ppiinntteeeeeeerrr...aagghhh...shhhhhhhgg"
makin gila aku menggenjot batangku, dan pinggul mbak Lilis makin gila
juga menggoyangku, sesekali diangkat dan dibantingnya pinggulnya
sambil mengerang, merintih dan mendesah penuh nafsu dan kenikmatan.
Demikian juga aku. Aku tidak perlu membekap mulutnya... aku biarkan
semua suara kami keluar, lebih membuat aku makin terangsang.
Kaki mbak Lilis mulai menjepit pinggangku, tanda dia makin mendekati
puncak, dan tangannya yang mendekap punggungku makin erat memeluk,
kepalanya digoyang-goyangkan dengan keras kekanan dan kekiri, matanya
sebentar terpejam dan sebentar membeliak. Dari mulutnya erangan dan
rintihan nikmatnya makin keras. Sesekali kami berciuman disela gerak
tubuh kami yang makin tidak terkontrol. Genjotan dan goyangan
pinggulnya makin menggila. Ubun-ubunku rasanya hendak pecah, dialiri
rasa nikmat dari jepitan dinding vaginanya yang makin mengeras,
seperti hendak menghancurkan batangku.
"aaaggghhhh..eeeennggggggaaaaaa....hhhhhhgggg..kkkuuaattt...aahhhgggg
....ggghhhhmmmm...aahhhggg..."
Mbak Lilis menjepit kuat sekali pinggangku dengan kakiknya yang mulus
dan tanganya mendekap punggungku dengan sangat kuat. Kulihat ekspresi
mukanya... tubuhnya melengkung seperti orang kayang, pinggulnya
diangkat tinggi-tinggi, dan dilemparkan kepalanya kebelakang sambil
matanya membelalak, dari mulutnya keluar erangan yang kuat sekali...
"AAAAAAGGGGHHHHHHHHRRRR!!!!!!.......AAHHHGGG....UU
UUGGHHH...HHHHHGGG."
bersamaan dengan itu sekali lagi kurasakan cairan hangat dan kasar
itu
memenuhi rongga vaginanya. Ujung penisku seperti begesekan dengan
amplas halus... geli sekali...
tubuh mbak Lilis terhempas ketempat tidur dengan kuat, dia masih
menjepit pinggangku dengan agak kuat, perlahan dikendorkannya jepitan
kakinya... tangannya mengendur juga. Namun aku makin mempercepat
genjotan batangku, hingga 4 genjotan kemudian, aku tidak kuat lagi...
kubenamkan seluruh batangku kedalam liang vaginanya yang basah itu
dengan kuat, sambil mengerang kuat aku semburkan air maniku...
"UUUUGGGHHHHHHHH!!!! AGGGHHH!! LLLLIIILLISSSSSSSHHHHHGGGGG
.....HHHGGGGGGG!!!"
CRROTTT...CCRROTTT..CCRROOTTTTT..CROTTT.... rasanya seluruh tulangku
langsung lemas, diotak ini ada rasa nikmat yang luar biasa. Masih
kutekan kuat-kuat batangku sambil menghabiskan air maniku yang
tersisa. Tubuh kami basah oleh keringat, rasanya nikmat sekali.

Tubuhku masih menindih tubuhnya, dan berlahan kucium bibirnya dengan
mesra dan dibalas dengan lembut pula, mbak Lilis agak mendesah..
"mmmm sayangkuuu.." gumamnya.
"sayangku juga..." kataku sambil mendekap wajahnya dan kukecup
dahinya.

Batangku kutarik, dan aku mengguling kesamping, dia meletakka kepala
didadaku, "bener kamu sayang aku?"
"Iya... mbak Lilis..."kataku sambil mengelus rambutnya.
"bener ya... kamu cuma buat mbak seorang.."
"iya..bener.."
Kamipun tertidur dengan keadaan telanjang bulat dan saling berdekapan.