Nidya
Pacarku
Hubungan gue dengan Nidya terus
berjalan dengan harmonis dan hampir tak ada persoalan yang berarti. Hampir
setiap ada kesempatan, gue ajak doi kerumah gue yang deket banget dengan SD gue
dan biasanya kita menghabiskan waktu dengan melepaskan rindu dengan
bercumbu-cumbu kecil, berciuman, dan sedikit meraba-raba. Siang itu seperti
biasa gue ngajak Nidya main kerumah gue yang dijamin sepi dan asik buat pacaran,
dan Nidya pun seperti biasa mengikuti kemauan gue itu, dan buat informasi, doi
sekarang sudah cukup expert berciuman dan gairahnya cukup besar mengimbangi
napsu gue yang cukup menggebu-gebu . Sampai rumah gue kita masuk ke pavilyun
kamarku dan seperti biasa mengobrol-ngobrol ringan dan doi bermanja-manjaan di
dada gue. Tiba-tiba gue punya ide bagus, kebetulan disitu ada filem bokep yang
belum sempet gue balikin ke kamar bokap gue.... kalau nggak salah judulnya Art
of Desire yang main bangsanya Savanah dan Zara White. Gue bilang itu filem bokep
yang sangat bagus.... paling bagus mungkin.... sangat halus permainannya
sehingga enak dilihat.
Gue terus nanya ke Nidya....
"Nid... nonton filem yukk...?"
"Boleh... filem apaan Rey ?"
"Emmmm... pokoknya filem bagus dan kamu pasti belum pernah lihat... pernah denger blue film nggak ?"
"Blue filem ? filem jorok yaaaa.... nggak mau ahhhh...." kata Nidya.
"Emang kamu pernah nonton ?"
"Belum sihh... cuman kata orang itu filem buat orang dewasa"
"Iyaa sihh... cuman ini Rey jamin nggak jorok... bagus banget deh.... mau yaaa ?"
"Pokoknya kalau Nidya nggak seneng dimatiin yaaa..."
Gue ngangguk dan mulai memutar filem itu. Gue duduk diatas tempat tidur dan bersandar disandaran tempat tidur gue, sedangkan Nidya duduk senderan di dada gue dan tangan gue melingkar di pinggangnya dan digenggam oleh tangan Nidya.
Kita nonton dengan asik.... dan gue perhatikan Nidya begitu terpesona dengan adegan-adegan di film itu sehingga nggak banyak bicara. Lama- lama gue jadi panas dingin liat bodi montok Savannah dan gaya-gayanya yang sangat sensual. Perlahan-lahan gue mencium tengkuk Nidya dan mengelus tangan dan lengannya dengan lembut. Ternyata Nidya pun juga mulai panas dingin melihat filem itu, dia menggeliat kala tengkuknya kuciumi dan mengerang lembut, "ehhh....."
Perlahan-lahan tanganku mulai merayap keatas, dan kembali mendarat di bukit mungil nan indah gadisku itu. Gue menjelajahi payudara Nidya dengan lembut dan sesekali meremasnya dengan pelan.... Nidya merintih dan mendongakkan kepalanya sambil membuka mulutnya sedikit. Melihat itu gue langsung menyerbu bibir mungil Nidya dengan ganas dan Nidya pun menyambut dengan mengulum bibirku dengan tidak kalah ganasnya.
Akhirnya filem itu tidak kita diperhatikan lagi, karena kita sudah asik main filem sendiri, saling pagut memagut, kulum-mengulum, bermain lidah dan tanganku bermain di dada kekasihku itu. Lama-lama gue bertambah berani, perlahan-lahan tanganku naik ke arah krah kemeja sekolah Nidya dan mulai melepas kancingnya dari lubangnya, satu persatu.
Satu kancing terlepas..... turun kebawah membuka kancing kedua, kancing kedua terlepas.... turun lagi menuju kancing ketiga, kancing ketiga kulepas dan Nidya tidak memprotes, sehingga gue bertambah berani dan yakin kalau cewek gue juga menginginkan sesuatu yang lebih dari itu.... pengalaman yang lain dari biasanya.
Jariku turun lagi ke kancing keempat...... terlepas dan sampai ke kancing kemeja ke lima atau yang terakhir.... setelah kubuka juga, dengan lembut gue menyingkapkan kemeja sekolah Nidya ke kiri dan ke kanan. Saat itu gue pertamakalinya melihat tubuh seorang gadis yang sedang berkembang secara langsung. Ternyata hari itu Nidya memakai miniset (semacam training bra/pakaian dalam remaja separuh BH separuh singlet) berwarna putih dan bercorak anak-anak anjing kecil Dalmatian (kesukaan Nidya memang 101 Dalmatian) yang lucu-lucu.
Gue begitu takjub melihat body Nidya yang bagi gue sangat indah itu, karena pertamakali gue lihat pemandangan itu secara langsung. Hal itu membuat darah gue semakin naik ke otak dan mulai lupa diri, ditambah pula Nidya yang sudah pasrah juga.
Tanganku kembali menjelajahi sepasang bukit kembar mungil gadis itu, sementara Nidya memejamkan matanya sambil merintih pelan karena nikmat. Gue sudah tidak menciumi karena memperhatikan tubuh Nidya yang begitu indah dan putih sekali. Tubuh mungil itu menggerinjal-gerinjal saat tanganku membelai dan menekan kedua perbukitan itu.
Semakin lama gue semakin berani karena melihat Nidya juga nampak pasrah saja dengan rabaan-rabaan gue. Sementara tangan tangan gue bergerilya kesana kemari, tangan kiri gue mulai menurunkan tali training bra Nidya di bahu kirinya, dan Nidya pun malah merespons positif dengan mengangkat dan menekuk tangannya sehingga tali itu dapat lepas dari tangan kirinya. Setelah itu tali di tangan kanan juga gue turunin. Kemudian perlahan-lahan gue memelorotkan mangkuk training bra itu kebawah, sehingga......
menyembullah sepasang payudara yang baru mulai berkembang milik gadis berusia 12 tahun yang di masing-masing puncaknya dihiasi tonjolan puting berwarna merah jambu yang masih menguncup, tanda masih akan berkembang lagi. Bentuk payudara Nidya juga belum membulat, masih meruncing, namun ukurannya sudah cukup besar untuk seusianya, kira-kira sebesar buah manggis.
Sebagai gambaran.... loe pada inget waktu gue nyolong BH-nya Nidya beberapa hari yang lalu (pernah gue ceritain) ? Sampai rumah... gue perhatiin BH itu, gue membayangkan kalau BH itu sedang dipakai Nidya dan gue ngelus-ngelus dari luarnya. Pas gue perhatiin dan gue liat mereknya, ternyata bra itu bermerek BeeDees (Triumph) dan ukurannya 32 Cup A. Nahhh... anak umur 12 tahun dengan bra 32 A khan udah cukup montok khannn.... hehehehe....
Ada satu rahasia yang gue buka buat eloe-eloe pada... gue tuh sejak nyolong BH-nya Nidya nggak tahu kenapa jadi hobby nyimpenin bra-nya cewek-cewek yang pernah deket sama gue dan gue simpen di satu kardus kecil. Tapi gue bukan fetisism... gue nggak memakai daleman-daleman itu buat memuaskan hasrat seksual gue, gue cuman ngumpulin buat kenang-kenangan, kalau pas gue lagi nginget salah seorang mantan gue, gue ambil bra itu dan bisa teringet jelas bagaimana bentuk tubuhnya.... hehehehe.. Dan satu lagi.... gue ini pemuja payudara.... bagian tubuh cewek yang membuat gue paling bernafsu adalah buahdada. Dibandingkan vagina gue masih lebih suka sama buahdada cewek... kalau vagina mah buat pelampiasan tungek aja....hahahaha.... kalau namanya payudaraaa... wahh no comment dah... dan gue nggak suka payudara yang oversize, gue suka toket yang serasi sama tubuh cewek, nggak terlampau besar, dan gue nggak suka puting yang daerah umbra-nya lebar banget dan putingnya terlampau besar. Gue suka yang imut-imut.... umbranya tipis... apalagi kalau warnanya pucatt.... coklat muda atau merah jambu.... wowwww...konak gueeee..... hehehehehe....
Gue terus terang napsu banget menyaksikan pemandangan yang indah banget dan pertamakali dalam hidup gue menyaksikan tubuh wanita live show, cewek gue ndiri lagi. Gue udah ngerasa konak berat.... burung gue udah semakin tegang saja dan membuat celana pendek gue semakin sempit.
Lalu gue merunduk dan mendekatkan wajah gue ke dada Nidya, dan mulai menciumi buah dadanya, dimulai dari yang kanan. Kucium mulai dari dasar hingga puting merah jambunya yang mulai kaku menegang. Nidya tetap memejamkan matanya... napasnya terdengar memburu dan tubuhnya sesekali menggelinjang saat putingnya tersentuh hidungku. Kemudian mulut gue mulai menjilati tonjolan pink itu dan mulai mengulumnya. Mula-mulai gue mengulum dengan lembut, namun semakin lama gue hisap-hisap dengan agak keras sambil agak digigit perlahan. Merasakan hal itu Nidya langsung sontak menggeliat dan menggelinjang sambil mendesah-desah.
"Eeehhhhh..... Ahhhhh.... Reyyy.... gelii....", sambil memegang kepala dan menjambaki rambut gue.
"Emmphhh... enak nggak Nid..... ? Emmm", tanya gue sambil terus mengulum sepasang puting payudara Nidya yang semakin menegang.
"He-eh.... ahhhh.... enak Rey..... Eeeehhhhh !"
Gue mem-petting buahdada Nidya sekitar 10 menit, biasanya satu payudara gue jilat, putingnya gue hisap, sedangkan payudara satunya gue raba dan remas dan putingnya gue pelintir lembut dengan jari jempol dan telunjuk gue. Gue ngerasa dan melihat puting Nidya warnanya semakin semburat merah dan sangat kaku-tegang, dan gue tahu saat itu pun Nidya sudah sangat terangsang dan ingin yang lebih dari itu.
Posisi kita ditempat tidur kalau boleh gue ceritakan... Nidya telentang, tangannya satu membuka dan satunya memegang kepala dan kadang menjambak rambut gue kalau dia terasa geli dan terangsang. Gue tidur menyamping disamping kanannya, sehingga mudah menciumi serta menggerayangi buahdadanya.
Lama-lama gue semakin terangsang dan semakin berani melihat gelinjangan dan rintihan cewekku itu. Tanganku semakin liar saja dan mulai turun dan masuk ke balik rok merahnya melalui pinggang roknya. Tangan gue terus turun hingga sampai pangkal pahanya dan menyentuh segumpal daging panas berlekuk ditengahnya yang masih berlapis kain lagi. Saat itulah pertamakali gue menyentuh vagina cewek, walaupun tidak seenak bila menyentuh payudara, namun ada sensasi lain yang tidak kalah enaknya. Gue terus menekan gumpalan itu dan mengelus lekukan bibir vagina Nidya yang masih tertahan celana dalamnya. Mendapat tekanan itu Nidya menjerit lirih dan menggeliat. "Ahhhh.... ahhhh..... Reyyy.... ". Gue tahu kalau doi udah sangat terangsang, dan gue tanya ke doi.
"Nid.... Rey buka rok kamu yaaa... biar lebih bebas...."
"Tapiii..... nggak apa-apa yaaa ?"
"Kalau kamu nggak suka nanti bilang aja ke Rey, Rey nggak maksa kok"
Nidya cuman mengangguk saja.
Gue langsung saja membuka ritsleiting rok seragam Nidya yang berada dibelakang, lalu kupelorotkan dan kulepas semua sehingga doi tinggal memakai celana dalam berwarna cream doang. Setelah itu sekalian gue lepas juga celana dalamnya sampai akhirnya gue bisa lihat cewek gue dalam kondisi bugil-gil tanpa selembar benangpun. Vagina Nidya tampak agak basah, barangkali akibat rangsangan-rangsangan yang gue lakukan tadi. Karena baru 12 tahun, vagina doi relatif masih belum ditumbuhi rambut yang lebat, jembutnya masih samar-samar beberapa helai dan labia mayornya masih sangat rapat karena belum pernah tersentuh sama sekali.
Nidya nampak pasrah saja gue telanjangi begitu, dan gue jadi nggak tega untuk melanjutkan mengerjainya. Gue sayang banget sama doi dan nggak ingin merusaknya, dan saat itu kesadaran gue timbul kalau perbuatan gue udah sangat jauh menyimpang karena dilanda hawa nafsu yang sangat besar. Gue langsung mengambil selimut dan menutupi tubuhnya, lalu memeluknya dengan erat.
"Nid.... maafkan Rey yaaa...."
"Ehhhh.. mengapa ?"
"Iya... maaf Rey bener-bener lupa diri tadi, untung masih bisa ditahan"
"He-eh.... nggak apa-apa.... Nidya juga bisa maklum, soalnya gimana yaaa..."
Kita berdua tersenyum... gue ngambil CD dan miniset Nidya dan memakaikan kembali, dilanjutkan dengan seluruh pakaiannya. Setelah itu gue mencium gadisku terakhir kali sebelum doi pamit pulang.
Pengalaman hari itu bener-bener sangat berkesan bagi hidup gue... dimana pertamakali gue melihat tubuh wanita secara polos, dan untung saja gue masih bisa mengontrol sehingga tidak (belum aja....hehehehe) terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (padahal kepengen banget sih).
Setelah itu gue melampiaskan hasrat yang terpendam dengan cara bermasturbasi sampai puas. Gue tetap berhubungan dengan Nidya sampai lulus SD (kira-kira 8 bulan), sayang dia kemudian harus pindah ke Jakarta, karena orangtuanya bertugas disana. Setelah peristiwa hari ini gue dan Nidya menjadi ketagihan melakukan petting sampai puncaknya pada saat perpisahan sekolah.... nanti gue cerita lagi dehh....
Sementara ini gue sudahi dulu, semoga loe-loe pada seneng baca pengalaman pertama gue ini. Memang awalnya gue nggak langsung bermain sex, namun nanti akan ada pengalaman lain lagi dengan cewek yang lain juga.
Gue terus nanya ke Nidya....
"Nid... nonton filem yukk...?"
"Boleh... filem apaan Rey ?"
"Emmmm... pokoknya filem bagus dan kamu pasti belum pernah lihat... pernah denger blue film nggak ?"
"Blue filem ? filem jorok yaaaa.... nggak mau ahhhh...." kata Nidya.
"Emang kamu pernah nonton ?"
"Belum sihh... cuman kata orang itu filem buat orang dewasa"
"Iyaa sihh... cuman ini Rey jamin nggak jorok... bagus banget deh.... mau yaaa ?"
"Pokoknya kalau Nidya nggak seneng dimatiin yaaa..."
Gue ngangguk dan mulai memutar filem itu. Gue duduk diatas tempat tidur dan bersandar disandaran tempat tidur gue, sedangkan Nidya duduk senderan di dada gue dan tangan gue melingkar di pinggangnya dan digenggam oleh tangan Nidya.
Kita nonton dengan asik.... dan gue perhatikan Nidya begitu terpesona dengan adegan-adegan di film itu sehingga nggak banyak bicara. Lama- lama gue jadi panas dingin liat bodi montok Savannah dan gaya-gayanya yang sangat sensual. Perlahan-lahan gue mencium tengkuk Nidya dan mengelus tangan dan lengannya dengan lembut. Ternyata Nidya pun juga mulai panas dingin melihat filem itu, dia menggeliat kala tengkuknya kuciumi dan mengerang lembut, "ehhh....."
Perlahan-lahan tanganku mulai merayap keatas, dan kembali mendarat di bukit mungil nan indah gadisku itu. Gue menjelajahi payudara Nidya dengan lembut dan sesekali meremasnya dengan pelan.... Nidya merintih dan mendongakkan kepalanya sambil membuka mulutnya sedikit. Melihat itu gue langsung menyerbu bibir mungil Nidya dengan ganas dan Nidya pun menyambut dengan mengulum bibirku dengan tidak kalah ganasnya.
Akhirnya filem itu tidak kita diperhatikan lagi, karena kita sudah asik main filem sendiri, saling pagut memagut, kulum-mengulum, bermain lidah dan tanganku bermain di dada kekasihku itu. Lama-lama gue bertambah berani, perlahan-lahan tanganku naik ke arah krah kemeja sekolah Nidya dan mulai melepas kancingnya dari lubangnya, satu persatu.
Satu kancing terlepas..... turun kebawah membuka kancing kedua, kancing kedua terlepas.... turun lagi menuju kancing ketiga, kancing ketiga kulepas dan Nidya tidak memprotes, sehingga gue bertambah berani dan yakin kalau cewek gue juga menginginkan sesuatu yang lebih dari itu.... pengalaman yang lain dari biasanya.
Jariku turun lagi ke kancing keempat...... terlepas dan sampai ke kancing kemeja ke lima atau yang terakhir.... setelah kubuka juga, dengan lembut gue menyingkapkan kemeja sekolah Nidya ke kiri dan ke kanan. Saat itu gue pertamakalinya melihat tubuh seorang gadis yang sedang berkembang secara langsung. Ternyata hari itu Nidya memakai miniset (semacam training bra/pakaian dalam remaja separuh BH separuh singlet) berwarna putih dan bercorak anak-anak anjing kecil Dalmatian (kesukaan Nidya memang 101 Dalmatian) yang lucu-lucu.
Gue begitu takjub melihat body Nidya yang bagi gue sangat indah itu, karena pertamakali gue lihat pemandangan itu secara langsung. Hal itu membuat darah gue semakin naik ke otak dan mulai lupa diri, ditambah pula Nidya yang sudah pasrah juga.
Tanganku kembali menjelajahi sepasang bukit kembar mungil gadis itu, sementara Nidya memejamkan matanya sambil merintih pelan karena nikmat. Gue sudah tidak menciumi karena memperhatikan tubuh Nidya yang begitu indah dan putih sekali. Tubuh mungil itu menggerinjal-gerinjal saat tanganku membelai dan menekan kedua perbukitan itu.
Semakin lama gue semakin berani karena melihat Nidya juga nampak pasrah saja dengan rabaan-rabaan gue. Sementara tangan tangan gue bergerilya kesana kemari, tangan kiri gue mulai menurunkan tali training bra Nidya di bahu kirinya, dan Nidya pun malah merespons positif dengan mengangkat dan menekuk tangannya sehingga tali itu dapat lepas dari tangan kirinya. Setelah itu tali di tangan kanan juga gue turunin. Kemudian perlahan-lahan gue memelorotkan mangkuk training bra itu kebawah, sehingga......
menyembullah sepasang payudara yang baru mulai berkembang milik gadis berusia 12 tahun yang di masing-masing puncaknya dihiasi tonjolan puting berwarna merah jambu yang masih menguncup, tanda masih akan berkembang lagi. Bentuk payudara Nidya juga belum membulat, masih meruncing, namun ukurannya sudah cukup besar untuk seusianya, kira-kira sebesar buah manggis.
Sebagai gambaran.... loe pada inget waktu gue nyolong BH-nya Nidya beberapa hari yang lalu (pernah gue ceritain) ? Sampai rumah... gue perhatiin BH itu, gue membayangkan kalau BH itu sedang dipakai Nidya dan gue ngelus-ngelus dari luarnya. Pas gue perhatiin dan gue liat mereknya, ternyata bra itu bermerek BeeDees (Triumph) dan ukurannya 32 Cup A. Nahhh... anak umur 12 tahun dengan bra 32 A khan udah cukup montok khannn.... hehehehe....
Ada satu rahasia yang gue buka buat eloe-eloe pada... gue tuh sejak nyolong BH-nya Nidya nggak tahu kenapa jadi hobby nyimpenin bra-nya cewek-cewek yang pernah deket sama gue dan gue simpen di satu kardus kecil. Tapi gue bukan fetisism... gue nggak memakai daleman-daleman itu buat memuaskan hasrat seksual gue, gue cuman ngumpulin buat kenang-kenangan, kalau pas gue lagi nginget salah seorang mantan gue, gue ambil bra itu dan bisa teringet jelas bagaimana bentuk tubuhnya.... hehehehe.. Dan satu lagi.... gue ini pemuja payudara.... bagian tubuh cewek yang membuat gue paling bernafsu adalah buahdada. Dibandingkan vagina gue masih lebih suka sama buahdada cewek... kalau vagina mah buat pelampiasan tungek aja....hahahaha.... kalau namanya payudaraaa... wahh no comment dah... dan gue nggak suka payudara yang oversize, gue suka toket yang serasi sama tubuh cewek, nggak terlampau besar, dan gue nggak suka puting yang daerah umbra-nya lebar banget dan putingnya terlampau besar. Gue suka yang imut-imut.... umbranya tipis... apalagi kalau warnanya pucatt.... coklat muda atau merah jambu.... wowwww...konak gueeee..... hehehehehe....
Gue terus terang napsu banget menyaksikan pemandangan yang indah banget dan pertamakali dalam hidup gue menyaksikan tubuh wanita live show, cewek gue ndiri lagi. Gue udah ngerasa konak berat.... burung gue udah semakin tegang saja dan membuat celana pendek gue semakin sempit.
Lalu gue merunduk dan mendekatkan wajah gue ke dada Nidya, dan mulai menciumi buah dadanya, dimulai dari yang kanan. Kucium mulai dari dasar hingga puting merah jambunya yang mulai kaku menegang. Nidya tetap memejamkan matanya... napasnya terdengar memburu dan tubuhnya sesekali menggelinjang saat putingnya tersentuh hidungku. Kemudian mulut gue mulai menjilati tonjolan pink itu dan mulai mengulumnya. Mula-mulai gue mengulum dengan lembut, namun semakin lama gue hisap-hisap dengan agak keras sambil agak digigit perlahan. Merasakan hal itu Nidya langsung sontak menggeliat dan menggelinjang sambil mendesah-desah.
"Eeehhhhh..... Ahhhhh.... Reyyy.... gelii....", sambil memegang kepala dan menjambaki rambut gue.
"Emmphhh... enak nggak Nid..... ? Emmm", tanya gue sambil terus mengulum sepasang puting payudara Nidya yang semakin menegang.
"He-eh.... ahhhh.... enak Rey..... Eeeehhhhh !"
Gue mem-petting buahdada Nidya sekitar 10 menit, biasanya satu payudara gue jilat, putingnya gue hisap, sedangkan payudara satunya gue raba dan remas dan putingnya gue pelintir lembut dengan jari jempol dan telunjuk gue. Gue ngerasa dan melihat puting Nidya warnanya semakin semburat merah dan sangat kaku-tegang, dan gue tahu saat itu pun Nidya sudah sangat terangsang dan ingin yang lebih dari itu.
Posisi kita ditempat tidur kalau boleh gue ceritakan... Nidya telentang, tangannya satu membuka dan satunya memegang kepala dan kadang menjambak rambut gue kalau dia terasa geli dan terangsang. Gue tidur menyamping disamping kanannya, sehingga mudah menciumi serta menggerayangi buahdadanya.
Lama-lama gue semakin terangsang dan semakin berani melihat gelinjangan dan rintihan cewekku itu. Tanganku semakin liar saja dan mulai turun dan masuk ke balik rok merahnya melalui pinggang roknya. Tangan gue terus turun hingga sampai pangkal pahanya dan menyentuh segumpal daging panas berlekuk ditengahnya yang masih berlapis kain lagi. Saat itulah pertamakali gue menyentuh vagina cewek, walaupun tidak seenak bila menyentuh payudara, namun ada sensasi lain yang tidak kalah enaknya. Gue terus menekan gumpalan itu dan mengelus lekukan bibir vagina Nidya yang masih tertahan celana dalamnya. Mendapat tekanan itu Nidya menjerit lirih dan menggeliat. "Ahhhh.... ahhhh..... Reyyy.... ". Gue tahu kalau doi udah sangat terangsang, dan gue tanya ke doi.
"Nid.... Rey buka rok kamu yaaa... biar lebih bebas...."
"Tapiii..... nggak apa-apa yaaa ?"
"Kalau kamu nggak suka nanti bilang aja ke Rey, Rey nggak maksa kok"
Nidya cuman mengangguk saja.
Gue langsung saja membuka ritsleiting rok seragam Nidya yang berada dibelakang, lalu kupelorotkan dan kulepas semua sehingga doi tinggal memakai celana dalam berwarna cream doang. Setelah itu sekalian gue lepas juga celana dalamnya sampai akhirnya gue bisa lihat cewek gue dalam kondisi bugil-gil tanpa selembar benangpun. Vagina Nidya tampak agak basah, barangkali akibat rangsangan-rangsangan yang gue lakukan tadi. Karena baru 12 tahun, vagina doi relatif masih belum ditumbuhi rambut yang lebat, jembutnya masih samar-samar beberapa helai dan labia mayornya masih sangat rapat karena belum pernah tersentuh sama sekali.
Nidya nampak pasrah saja gue telanjangi begitu, dan gue jadi nggak tega untuk melanjutkan mengerjainya. Gue sayang banget sama doi dan nggak ingin merusaknya, dan saat itu kesadaran gue timbul kalau perbuatan gue udah sangat jauh menyimpang karena dilanda hawa nafsu yang sangat besar. Gue langsung mengambil selimut dan menutupi tubuhnya, lalu memeluknya dengan erat.
"Nid.... maafkan Rey yaaa...."
"Ehhhh.. mengapa ?"
"Iya... maaf Rey bener-bener lupa diri tadi, untung masih bisa ditahan"
"He-eh.... nggak apa-apa.... Nidya juga bisa maklum, soalnya gimana yaaa..."
Kita berdua tersenyum... gue ngambil CD dan miniset Nidya dan memakaikan kembali, dilanjutkan dengan seluruh pakaiannya. Setelah itu gue mencium gadisku terakhir kali sebelum doi pamit pulang.
Pengalaman hari itu bener-bener sangat berkesan bagi hidup gue... dimana pertamakali gue melihat tubuh wanita secara polos, dan untung saja gue masih bisa mengontrol sehingga tidak (belum aja....hehehehe) terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (padahal kepengen banget sih).
Setelah itu gue melampiaskan hasrat yang terpendam dengan cara bermasturbasi sampai puas. Gue tetap berhubungan dengan Nidya sampai lulus SD (kira-kira 8 bulan), sayang dia kemudian harus pindah ke Jakarta, karena orangtuanya bertugas disana. Setelah peristiwa hari ini gue dan Nidya menjadi ketagihan melakukan petting sampai puncaknya pada saat perpisahan sekolah.... nanti gue cerita lagi dehh....
Sementara ini gue sudahi dulu, semoga loe-loe pada seneng baca pengalaman pertama gue ini. Memang awalnya gue nggak langsung bermain sex, namun nanti akan ada pengalaman lain lagi dengan cewek yang lain juga.