PENGALAMAN LIBURAN TAK TERLUPAKAN

PENGALAMAN LIBURAN TAK TERLUPAKAN


Namaku Doni, aku tinggal di kota K. Tanggal 22 Mei 1999 yang lalu aku pergi ke Surabaya buat liburan, sambil refreshing lah. Setelah muter-muter bentar, sorenya aku menuju rumah temanku yang sudah amat akrab di kawasan DK. Keluarganya sudah amat akrab dengan keluargaku, sudah seperti satu keluarga sejak aku lahir. Di rumah ini ada Mas Zani yang umurnya 22 tahun, adiknya (cewe, masih SMU), sepupunya (cewe sudah sekitar 23 tahun), dan tentu saja kedua orang tua mereka. Hari itu biasa saja, tidak ada something spesial yang terjadi.

Keesokan harinya, Mas Zani mengajakku pergi makan 'n jalan-jalan di mall. Eh... ternyata dia mengajak cewenya. Ternyata cewenya ini ngekos cuman sekitar 300 meter dari rumah Mas Zani. Namanya Yeni tapi panggilannya Yeyen. Anaknya cakep juga, masih kuliah, umurnya 21 tahun. Kulitnya putih kekuningan walau keturunan Jawa tulen, tingginya sekitar 164 cm, beratnya nggak yakin aku... tapi pinggulnya cukup besar, bodinya asyik juga, 'n payudaranya lebih besar dari rata-rata cewe Indonesia gitu lah... So dengan mobil Panther itu Mas Zani dan Yeyen duduk berdua di depan sedangkan aku di bagian tengah dicuekin doang. Kami muter-muter di Tunjungan Plaza, makan di sebuah restoran sea food sampai kenyang lalu balik lagi ke tempat kos Yeyen.

Lalu setelah mobil diparkir, kami bertiga masuk ke tempat kosnya dan langsung masuk kamarnya, hmm... sempat terpikir olehku, sebenernya itu tempat kos cewek ato cowok, soalnya ada beberapa ciban (banci) yang nongkrong di situ... Di dalam kamar Yeyen, Doni disetelin sebuah video CD porno, sambil dikasih coklat Silver Queen, sementara Mas Zani 'n Yeyen bermesraan berdua, berciuman, bercumbu gitu. Ah... Doni juga sempat berkenalan ama adik Yeyen yang bernama Lenny, yang
mondar-mandir keluar masuk kamar melulu. Si Lenny ini agak lebih pendek dari Yeyen, lebih coklat kulitnya, dan bodinya lebih langsing, cuman sayangnya payudara dan pantatnya juga lebih "tidak menantang" dibandingkan Yeyen. Cuman yang lebih disayangkan lagi si Lenny ini perokok berat dan hari itu dia lagi sakit tenggorokan tuch... Setelah selesai menyetel VCD-nya sampai 45 menit non-stop, Doni matiin TV dan playernya. Eh, tiba-tiba Mas Zani nyeletuk, "Don... kasih waktu 5 menit, dong...?" Hmm... Doni udah mulai ngebauin gelagat kurang baik dari pasangan itu. Tapi ya terpaksa, Doni melenggang keluar kamar, tapi baru sampai di pintu, Doni liat di ruang tamu banyak ciban yang lagi ngobrol ama Lenny sambil ngerokok, puih aku nggak tahan dech. Lalu aku bilang, "Ah nggak usah dech, aku di sini aja, lagi nggak mood ngobrol ama orang-orang itu. Lakuin aja deh, aku tak ngeliat." Terus terang aja Mas Zani kaget, "Heh! Kon jik cilik ngono koq..." (kamu itu masih kecil gitu koq) Weleh, sewot juga aku dibilang masih kecil... (belum tau dia hahaha) Lalu aku berusaha ngeyakinin mereka, "Jangan kuatir lah... aku sudah biasa koq ngeliatin ginian..."

Akhirnya setelah beberapa perdebatan ringan 'n berkat kelihaianku berdiplomasi :-) mereka ngizinin juga aku untuk di dalam kamar aja, tapi dengan syarat aku nggak boleh macem-macem apalagi ngelaporin ke ortunya, hehehe... Setelah pintu kukunci, aku cuman bersandar aja di pintu sambil dalam hati girang benerrr...

Mas Zani lalu tidur telentang di ranjang, lalu Yeyen mulai jongkok di atasnya dan menciumi wajah Mas Zani, sedangkan Mas Zani cuman diam saja, matanya merem, tangannya mengusap-usap punggung Yeyen. Sesekali Yeyen ngeliat ke arahku, mungkin memeriksa apakah aku mulai terangsang ato gimana kali, 'n memang bener aku terangsang, heheh... Dan juga ngeliat gerakan Yeyen yang kelihatannya sudah "profesional" dan ciuman-ciumannya yang ganas kaya di film BF, kayanya Yeyen ini bukan pertama kalinya making love... Yeyen mulai menciumi Mas Zani langsung ke mulutnya, 'n beberapa kali mereka bersilat lidah dan terlihat jelas karena jarakku dan jarak mereka berdua cuman sekitar 3 meter doang.

"Hmmmhh... hmmhhh..." mereka berciuman sambil mendesah-desah, membuat aku yang dari tadi sudah tegang mikirin hal-hal yang nggak-nggak jadi semakin tegang saja. Setelah puas melumat bibir dan lidah Mas Zani, Yeyen mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. Mas Zani waktu itu mengenakan T-Shirt yang di bagian kerahnya cuman ada dau kancingnya, so karena Mas Zani terlalu besar badannya (gemuk sich) maka Yeyen cuman menyingkapkannya dari bawah lalu menciumi dadanya yang montok dan putih itu... well Mas Zani ini memang WNI Keturunan Cina sich. "Hmmmhhh... aduh Yen enak Yen..." begitu rintihan Mas Zani. Yeyen menciuminya kadang cepat, lalu lambat, cepat lagi, emang kayanya begitu style anak yang satu ini. Sedangkan aku semakin tak tahan saja, kepingin dong juga dadaku diciumin ama cewek, uhhh... tapi aku masih menahan diri dan terus menempel pada pintu...

"Ihhh.. hmmh... hhh... ihhh..." Mas Zani terus mendesah sementara Yeyen mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali Mas Zani berteriak kecil kegelian. Karena aku sangat terangsang, aku mulai meraba-raba diriku sendiri. "Sialan!" pikirku, ngapain juga gitu ahhh...

Akhirnya si Yeni mulai membuka risleting Mas Zani, pertamanya pelaaaaaan banget lalu tiba-tiba "wrettt" ditarik dengan cepat sekali sehingga Mas Zani kaget, matanya terbuka sebentar, lalu tersenyum dan merem kembali, sedangkan kedua tangannya mengelus-elus rambut Yeyen. Pertama Yeyen memegang-megang kemaluan Mas Zani dan digosok-gosok dengan tangannya dari luar, "Ahhhhh... Hhhh.... Hmmhmh... Ohhh Yenn..." Mas Zani cuman bisa mendesah doang. Lalu setelah puas menggosoknya dari luar, dia mulai menyingkap celana dalam Mas Zani dan tersembullah kemaluan Mas Zani yang udah tegang banget itu...

Nylupp!! Kemaluan Mas Zani langsung dikenyot-kenyot ama Yeyen. Stylenya masih seperti tadi, kadang pelan, lalu cepet, kadang pelan, lalu cepet, bikin kaget aja ini anak main seksnya... Sementara Mas Zani sibuk ngeremas-remas rambut Yeyen saking enaknya, aku yang tak kuasa menahan nafsu sibuk meremas-remas kemaluanku sendiri sambil tetap bersadar di pintu. Ahhh... aku benar-benar merasa konyol banget waktu itu, 'n mereka nggak mengacuhkan aku sama sekali. Dasar... Yang bikin aku nyaris ketawa tuch kemaluan Mas Zani yang sepertinya keseretan gara-gara Yeyen nggak melorotin celana dalam Mas Zani terlalu ke bawah... jadi seperti ketekik dech...

"Ehmm... Ehmm..." Mungkin sekitar 5 menitan si Yeyen ngemutin kemaluan Mas Zani, ternyata selama itu juga dia belum keluar sama sekali, si Yeyen bilang, "Zan... sekarang giliran kamu yach?" Mas Zani cuman tersenyum doang, lalu dia bangkit sembari memelorotkan celana panjang dan celana dalamnya, sedangkan Yeyen sekarang yang ganti tiduran, lalu memejamkan mata. Sedangkan aku bener-bener kebingungan 'n nggak tau mo ngapain, aku bener-bener pingin buka baju 'n join ama mereka tapi ahhhh... dunno deh, kacau banget aku waktu itu...

Mas Zani mulai ngelakuin persis apa yang dia lakukan ke Yeyen sebelumnya. Nyaris persis sama, aku sampe heran apa emang udah janjian ya ini anak. Mas Zani mulai nyiumin bibir Yeyen, cuman Mas Zani nyiumnya stabil, pelan terus, gak kaya Yeyen yang style seksnya Doni akui lumayan unik. "Hmmh... Mymmynm..." Sayang Mas Zani kayanya nggak profesional, nyiumnya walau pelan, terlalu tergesa menuju ke bawah. Yeyen mencoba ngelepasin T-shirt Mas Zani, lalu Mas Zani langsung melepasnya dan meletakkan di sebelahnya. Mas Zani pun mulai menciumi lehernya sementara tangannya meraba-raba payudara Yeyen yang aduhai itu... "Hmhmhhm... Hmhmhmh..." Mereka berdua terus mendesah keenakan. Aduh, pemandangan yang cukup menggelikan sekaligus menggairahkan itu benar-benar membuatku kewalahan pada diriku sendiri, diam-diam aku mulai melepaskan T-shirt yang kupakai dan menggerayangi tubuhku sendiri. Tak kusangka...

Mas Zani mulai tak sabar dan langsung mencopoti kancing demi kancing yang ada di kemeja yang dikenakan Yeyen. Tersembullah payudara Yeyen yang begitu aduhai, putih mulus banget seperti payudara Chinese, ... Yeyen segera mengangkat punggungnya, lalu Mas Zani mencopot kancing BHnya yang krem itu... Wah... payudara Yeyen benar-benar besar dan menggairahkan dengan puting susunya yang tebal dan berwarna coklat tua. "Ahhhhh... Hmmm... Hmmm..." Mereka berdua saling melenguh setiap kali Mas Zani memainkan lidahnya di atas payudara dan puting susu Yeyen...

"Hmmh... Hmhh..." Setelah puas melumat puting susu Yeyen bergantian, Mas Zani akhirnya menjilati perut Yeyen dan ingin memelorotkan roknya. Yeyen mengangkat pantatnya, lalu Mas Zani membuka risleting roknya dan pelan-pelan memelorotkan rok Yeyen. Setelah sampai di lutut, Mas Zani berhenti dan langsung menciumi kemaluan Yeyen yang masih tertutup celana dalam itu dengan cepat dan ganas. "Ahh.. Ahhhh..." Yeyen mengerang dan mendesah keras keenakan. Aku yang sedari tadi terangsang menjadi semakin terangsang mendengar desahan Yeyen yang sangat menggairahkan, membuatku tak tahan dan mulai memegangi kemaluanku sendiri, menggesek-gesekkannya dengan tanganku...

Akhirnya Mas Zani memelorotkan celana dalam Yeyen dan langsung menciumi kemaluannya dengan ganas sekali... Rambut di kemaluan Yeyen cukup tipis, sehingga memudahkan Mas Zani menjilatinya sepuasnya. Sesekali kudengar "slurrp... slurrp..." sepertinya Mas Zani suka sekali menyedot kemaluan Yeyen. "Ahhhh... Zan... Ahhhh... Zan... Enak Zan..." desahan Yeyen semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar.

Tidak berapa lama kemudian, Mas Zani berhenti lalu bertanya, "Yen, boleh sekarang?" Sambil tetap merem, Yeyen cuman tersenyum dan mengangguk. Pelan-pelan, Mas Zani memasukkan penisnya ke dalam kemaluan Yeyen... "Uh... uhhh.... Ahhhhhhh..." Sedikit kesulitan yang mereka hadapi, sekarang Mas Zani sudah mulai asyik menggesek-gesekkan penisnya dalam vagina Yeyen. "Ahh.. ahhh... aduh... ahhhh..." Mereka berdua saling mendesah sambil terus melanjutkan permainannya. Yeyen masih tetap dengan stylenya, kadang menarikan pinggulnya pelan-pelan, lalu cepat, pelan lagi... "Ahh... Ahh... Ahhh..." Mas Zani memajumundurkan badannya pelan-pelan sedangkan Yeyen asyik menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan tempo yang tidak beraturan. Aku jadi semakin tidak tahan melihat apa yang mereka lakukan, aku segera berjalan menuju kamar mandi, langsung kupelorot celana panjang dan celana dalamku dan kugesek-gesek kemaluanku sendiri cepat-cepat...

"Ahhh.... Hmmh.... Ahhh...." Aku mendesah-desah kecil dengan apa yang kulakukan terhadap diriku sendiri. Lalu.... "Aaaaaaaahhhhh...." Aku orgasme, spermaku semuanya terjatuh di lantai kamar mandi. Tubuhku rasanya nikmat sekali beberapa saat, lalu terasa lemas... dan sepertinya aku merasa bersalah telah melakukannya. Aku segera menyiram ceceran sperma di lantai kamar mandi, mencopoti seluruh bajuku dan mandi.

Setelah segar, aku hampir tak percaya waktu keluar ternyata mereka masih saja bermesraan bersetubuh. Aku langsung berjalan keluar kamar, sedangkan mereka tidak menghiraukan aku sama sekali, benar-benar gila...!

Di luar, aku duduk-duduk saja di ruang tamu sambil ngobrol dengan Lenny dan teman-temannya yang kebetulan ciban semua... Mereka menawariku rokok tapi aku nggak mau... Setelah beberapa menit melakukan percakapan yang membosankan dan bikin mual, aku cuek saja dan asyik ngeliat TV, sambil menunggu Mas Zani dan Yeyen selesai melakukan aktivitasnya. Menit demi menit berlalu, gila... lama banget...

Sekitar satu jam kemudian, muncullah mereka berdua dari pintu kamar Yeyen. "Gilaaaaaaa..." pikirku, lama banget mereka begituan. Mas Zani dan Yeyen tersenyum geli pertama kali melihatku, mungkin mereka menganggap tingkahku di dalam kamar tadi lucu, lalu Mas Zani bertanya, "Don, kamu mau ikut renang?" "Mau sich... tapi aku nggak bawa celana renang tuch...," jawabku agak kecewa. "Nggak papa koq, ntar kita bisa pinjam celana renang di sana..." Ya udah, akhirnya jadi dech... Setelah berpamitan, Mas Zani dan aku pulang. Di rumah kami langsung mempersiapkan segala kebutuhan renangnya.

Jam menunjukkan sekitar pukul 16.30, kami bersiap pergi. Tepat waktu Mas Zani hendak menyalakan mobil, ada suara teriakan. Ternyata sepupu Mas Zani, "Mobilnya mau dibawa papanya lho..." katanya. "Sial!" gerutu Mas Zani. Terus akhirnya Mas Zani telepon taksi, beberapa menit kemudian datang, lalu kami ke tempat kos Yeyen dulu untuk menjemput Yeyen. Eh, ternyata tidak hanya Yeyen yang ikut, tapi adiknya, Lenny, diajak serta. Aku tanya pada Lenny, "Lho, koq kamu ikut, katanya sakit tenggorokan. Nanti ikut renang?" "Iya dong... nggak papa, nemenin Yeyen nich..." jawabnya enteng. Wah, nekat juga ini anak, pikirku.

Taksi kami langsung meluncur ke Graha Residen, di sana ada kolam renangnya yang cukup besar dan ramai juga di sana, termasuk para turis. Yeyen, Lenny, dan aku yang belum bisa berenang cuman berputar-putar saja di pinggiran, sedangkan Mas Zani berkelana ke sana kemari dengan bebasnya.

Waktu ada kesempatan, aku tanya pada Mas Zani soal Yeyen. Ternyata dia baru kenal Yeyen dua minggu, dan pertemuan pertamanya di kolam renang. Seminggu kemudian mereka langsung pacaran, lalu esoknya mereka melakukan hubungan badan. Mas Zani baru pertama kali itu bersenggama, sedangkan Yeyen kayanya sudah berkali-kali, soalnya kata Mas Zani, si Yeyen udah nggak perawan tuh... Mas Zani juga bilang, kata Yeyen tuh si Lenny masih perawan, dianya rada nyesel juga katanya koq pacaran ama Yeyen, bukan ama Lenny yang masih perawan...

Aku sempat ngobrol juga ama Lenny, yang kayanya cuman bersandar saja di pinggiran. Sekitar jam 19.00 kami selesai renang dalam keadaan menggigil kedinginan, lalu setelah itu memanggil taksi Zebra, karena entah kenapa, Graha Residen cuman nyediakan taksi Zebra. Tidak diduga, ternyata taksinya lama sekali datangnya, kami ngobrol-ngobrol lama juga... Mas Zani asyik ngobrol dengan Yeyen, sedangkan Lenny yang kelihatannya dicuekin mulai aku ajak ngobrol.

Ternyata Lenny ini masih SMU kelas 2. Selain suka rokok, katanya dia juga suka minuman keras... Hmm, aku jadi mikir apakah dia juga suka obat-obatan dan... free sex. Tapi aku nggak berani menanyakannya, terlalu dini ah. Cuman yang aku perhatikan, Lenny agak tersipu-sipu menjawab pertanyaanku, dan dia nggak berani menatapku secara langsung, malah kayanya menunduk terus. Good sign, pikirku...

Mungkin sekitar setengah jam kemudian baru taksinya datang. Lama banget sich... Akhirnya sampai juga, setelah mengantarkan Yeyen dan Lenny, saya dan Mas Zani pulang. Aku asyik memikirkan pengalamanku barusan, ngeliatin orang ngelakuin hubungan seks, ah...

Sekitar jam 20.30, Mas Zani ngajak aku pergi, mo ngembaliin video CD. Ya udah, aku ikut aja, siapa tahu diajak makan juga, berhubung perutku mulai lapar nich... Walau naik sepeda motor, kami nggak pakai helm, katanya tempat persewaaan VCDnya deket... eh ternyata emang deket banget dan nggak ngelewatin jalan raya. Setelah itu Mas Zani nanya, "Don, aku mau mampir ke tempat Yeyen nich... Kamu ikut nggak?" Walau perutku rada keroncongan, berhubung aku "kangen" juga ama Lenny, pingin ngerjain gitu, akhirnya aku setuju.

Sesampainya di sana, ternyata banyak orang lagi nongkrong di ruang tamu rumah kos itu. Uniknya, yang cewek cuman dua, Yeyen ama Lenny, lainnya ciban semua, ada 4 orang. Aneh banget, pikirku. Begitu sampai, Mas Zani langsung berciuman ama Yeyen lalu mereka langsung masuk kamar dan... klik, weleh... mo ngapain lagi mereka, gile bener...

Terpaksa, karena aku sudah terlanjur di sana, aku ngobrol ama orang-orang di situ. Aku sebetulnya lebih suka mengobrol dengan Lenny, tapi sayang temen-temennya selalu ngegangguin aku, "Ih kamu ganteng dech, kita main seks yuk..." gitu uhhh... nggak suka aku, rada seneng juga dipuji tapi main seks dengan mereka, weleh... mimpi aja nggak. Lalu akhirnya aku punya ide, aku tanya Lenny, "Kamu satu kamar ama Yeyen, yach?" "Nggak tuch, aku sewa kamar sendiri," jawabnya. Kebetulan, pikirku. "Hmm... di mana tuch, aku liat dong..."

Sesuai perkiraanku, akhirnya dia mau menunjukkan kamarnya. Kamarnya persis di depan kamar si Yeyen, dan lebih nggak rapi ketimbang kamar Yeyen. Sambil pura-pura mengamati kamarnya, aku lalu menutup pintu lalu agar dia tidak curiga, aku langsung bertanya padanya, "Kamu suka tinggal di sini?" Lalu akhirnya kami ngobrol dan bercanda di atas ranjangnya, bersandar di tembok. Seperti yang kuduga, dia masih terus menunduk tersipu-sipu menjawab pertanyaanku, nggak seperti waktu dia ngobrol dengan teman-temannya, menguatkan istingku kalau sebetulnya dia suka padaku...

Di tengah-tengah obrolan, aku tanya, "Lenny, kamu kan suka ngerokok, apa nggak dimarahi cowomu tuh?" Dia ketawa kecil, lalu menjawab, "Suka-suka aku dong, Don, aku belum punya cowo tuch..." Ahhh... kebetulan banget, pikirku, lalu aku menggodanya, "Ah masa...? Aku nggak percaya ah... Kamu kan cantik, ... pasti banyak cowok yang ngelirik kamu..." Rupanya dia agak GR juga dengan pujianku, lalu sambil ketawa lirih dia cuman bilang, "Ah kamu..." "Iya bener lhoh..." Dia diam sebentar, lalu dia menoleh ke arahku, dan mulai memandangku. Aku menatapnya, lalu aku tersenyum... Kami berpandangan beberapa saat... Hmmm betapa cantiknya dia, pikirku...

Merasa ada kesempatan, segera kuarahkan tangan kananku pelan-pelan ke tangan kirinya, lalu kugenggam dan kuremas pelan-pelan. Dia agak kaget dan menghela napas panjang, seolah tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Pelan-pelan pula, badanku kuhadapkan kearahnya dan kutaruh tangan kiriku di pinggangnya, lalu wajahku mulai mendekati wajahnya... Aku mulai bisa merasakan nafasnya yang semakin cepat dan tidak beraturan... Akhirnya dia memejamkan mata, lalu kucium lembut keningnya, lalu pipi kanannya, lalu pipi kirinya. Aku terdiam sebentar. Matanya masih tetap terpejam, ... lalu perlahan-lahan kucium bibirnya yang lembut itu... Dia membalas dengan menggerak-gerakkan mulutnya... Aku memeluknya, lalu kami saling mengulum bibir, lalu memainkan lidah... Hmmm nikmat sekali...

Beberapa saat kemudian, aku hentikan permainan bibir itu lalu aku terdiam. Matanya terbuka, tatap matanya serasa seperti bertanya-tanya. Lalu aku menciumi bibirnya lagi sambil pelan-pelan merebahkannya di atas ranjang. Dia menurut saja, membuatku semakin bernafsu. Lalu aku ciumi dia pelan-pelan sedangkan tanganku meraba-raba dan meremas-remas payudaranya yang cukup besar itu... "Emhh... Emh..." dia cuman melenguh saja membuat gairahku menjadi semakin naik saja.

Segera kusingkapkan T-Shirt yang dipakainya ke atas, lalu kuciumi dan kujilati dadanya yang aduhai itu... "Ahh... Emhhh..." badannya bergoyang-goyang kecil, membuatku nafsuku semakin naik. Waktu mau kubuka kancing BHnya, dia mengangkat badannya sehingga memudahkanku, lalu kujilati putingnya dan kuhisap-hisap selama beberapa menit... "Emhhh... Ahhh... Ahhh..."

Aku sudah tidak tahan lagi, langsung kubuka celana panjangnya lalu kupelorotkan, kujilati kemaluannya dari luar sebentar, lalu segera kupelorotkan juga. Hmm... ternyata rambut kemaluannya masih lebat, jauh lebih lebat daripada kakaknya, sedangkan lubang kemaluannya masih amat sangat rapat, ahhh... percaya aku kalau dia masih perawan. Kujilati klitoris vaginanya yang sangat menggairahkan itu, dia terengah-engah, "Ahhhh... Ahhhh...." dan sesekali tubuhnya menggelinjang. Kuhisap-hisap dan kujilati bagian dalam lubangnya, hmm... nikmat sekali, cairan yang keluar langsung saja kutelan, ahhh...

Aku sudah tidak sabar lagi, tidak sampai 5 menit aku menjilati vaginanya, segera kupelorotkan celana panjang dan celana dalamku lalu pelan-pelan kumasukkan penisku ke dalam lubang senggama Lenny. Uhhh... agak sulit juga tapi berhubung cairannya sudah cukup banyak, akhirnya masuk juga, kurasakan ada sesuatu yang menghalangi laju penisku, sepertinya selaput daranya namun kuteruskan saja pelan-pelan...

"Aduh!!" pekiknya. "Lenny, sakit ya? Tahan ya..." Aku terdiam sebentar, menunggu agar sakitnya hilang, lalu mulai kumasukkan lebih dalam lagi pelan-pelan. "Lenny, masih sakit...?" "Iya... tapi udah agak ... ahhh..." Pelan-pelan sekali kumajumundurkan penisku di dalam vaginanya, hmmm wah benar-benar nikmat... benar-benar rapat sekali vaginanya, menjepit penisku yang merasa keenakan sekali... "Ahhh.... Ahhhh.... Hmmmhhh..." akhirnya dia mulai merasa enak, aku jadi berani mempercepat gerakanku. "Ahhh... Ahhh... Ahhh...." Mungkin cuman sekitar 3 menit, dia sudah mulai, "Ah... Don... Ah Don... Aku sepertinya mau... ahhh..." Kayanya dia mau orgasme, akhirnya kupercepat gerakanku dan.... "Ahhhhh... Ahhh enak Don... aduh enak sekali Don..." Aku belum orgasme, lalu kutarik penisku dan kugesek-gesek sendiri dengan cepat dengan tanganku, ahhhhhhhhh... akhirnya aku orgasme juga, spermaku bertebaran di perutnya.

Setelah kami membersihkan spermaku, kami mandi bersama-sama, setelah itu kami ngobrol-ngobrol juga di atas ranjang, sambil bermesraan layaknya orang pacaran. Tapi sungguh pun begitu, aku tidak mencintai dia sama sekali dan tidak menganggapnya sebagai pacar, walaupun sebetulnya aku sendiri juga belum punya pacar, jahat juga yach aku... Beberapa puluh menit kemudian pintu diketuk oleh Mas Zani dan akhirnya kami pun pulang, sampai di rumah sudah sekitar jam 11 malam. Begitu melelahkan... namun begitu nikmat... Aku baru bisa tidur sekitar jam 2 pagi, entahlah, membayangkan macam-macam...

Semenjak itu aku sudah tidak pernah lagi bertemu dengannya, pernah aku mencoba meneleponnya tapi karena ada gangguan Telkom (suara tidak jelas) maka terpaksa tidak dilanjutkan, dan aku tidak pernah menelepon dia lagi. Tanggal 26 Mei kemarin aku pulang ke kota K. Mungkin nanti awal Juni aku mau ke Surabaya lagi, bertemu dengan dia, ahhhh... akan kunantikan saat itu.