Pengalamanku

Pengalamanku


Kali ini, aku ingin bercerita tentang suatu kisah nyata yang terjadi
saat aku duduk di bangku SMU. Tepatnya waktu itu aku masih duduk di
kelas III. Dan peristiwa itu terjadi di sebuah kota di Jawa. Semua itu
berawal saat sekolahku mengadakan study tour ke luar Jakarta. Tepatnya
ke kota Jogja. Sudah umum (waktu itu ... ), kalau syarat menempuh
EBTA/EBTANAS harus menyusun sebuah karya tulis dengan sumber yang
sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Kebetulan waktu itu kelompok
kerjaku terdiri dari dua orang cewek dan empat orang cowok.

Nah, salah satu dari cewek tadi namanya RIKA. Anaknya cantik, dan bisa
dibilang sangat cantik. Rambutnya sebahu dan selalu rapi, matanya sayu
dengan bulu mata yang lentik, badannya putih bersih, dan bodynya ...
sangat sempurna. Mungkin bisa dibilang, body gitar Spanyol ... Karena
aku lumayan punya otak yang encer, otomatis semua anak selalu mencoba
untuk dekat dengan aku, apalagi para kaum hawa. Dan salah satunya
adalah Rika itu. Akhirnya, suatu saat kita semua diwajibkan untuk
mengikuti tour yang kalau gak salah ke pantai Prangtritis. Dan ini
adalah hari terakhir di Jogja. Otomatis, semua anak-anak ikut. Tak
terkecuali aku dan Rika.

"Wan ... kalau menurut kamu, baik gak sich kalau ada cewek nembak
cowok duluan ?" tanya Rika di perjalanan. Kebetulan aku dan dia duduk
satu bangku. "Kalau menurut aku, wajar ... wajar saja. Toh emang udah
jamannya emansipasi. Kenapa enggak ? Emang ada apaan kamu tanya begitu
? Kamu lagi naksir cowok ? selidikku.
"Enggak juga. Cuman pengen tahu aja."
"Ohhh ..." kataku lagi. Akhirnya sampai juga kita ke Parangtritis.
Nggak sadar juga kalau perutku udah lapar. Sebab, lumayan lama juga
dari hotel kita yang di Jogja sampai parang tiritis.

Aku langsung menuju ke sebuah warung makan, yang kebetulan udah jadi
langgananku kalau aku sampai di Parangtritis (maklum, aku berasal dari
kota yang gak jauh-jauh amat dari Jogja, dan hampir tiap hari minggu
aku selalu ke Parangtritis). Setelah selesai makan, aku segera menuju
pantai. Dan bergabung dengan teman-teman yang lain. Mainin ombak dan
mencoba untuk berenang. Tapi gak berani terlalu jauh ke tengah,
sebabnya penjaga pantainya udah wanti-wanti kalau kita ini tidak boleh
sampai ke tengah. Ombaknya gede banget ...

Karena mainan ombak dan berenang, otomatis baju kami pada basah. Dan
otomatis pula, baju yang kebanyakan kaos akhirnya mempertontonkan
bentuk tubuh asli mereka, terutama yang cewek. Tak terkecuali tubuh si
Rika. Tak lepas-lepas aku perhatikan bentuk tubuh Rika yang emang
kebetulan gak pernah mau jauh dari tempatku. Melihat pemandangan indah
itu, kontolku mulai berdiri. Sementara Rika justru entah sengaja atau
tidak, membuat gerakan-gerakan yang mempertontonkan keindahan belahan
dada dan bongkahan pantatnya. Biar gak masuk angin, aku segera
beranjak dan kembali ke mobil tanpa memberitahu Rika ataupun yang
lain.

Maksudku, aku mau ganti pakaian di mobil saja. Karena merasa tidak ada
orang, aku langsung membuka semua baju termasuk cd. Pokoknya 100%
bugil. Kan nggak ada orang, kenapa harus malu ... Tiba-tiba pintu
depan dibuka oleh seseorang, dan langsung masuk tanpa menghiraukan aku
yang sedang tanpa busana. Ternyata, orang itu adalah Rika ... Saking
kagetnya, aku lupa gak menutupi kontolku yang terayun-ayun di
selangkanganku yang agak konak lantaran masih ingat belahan dada Rika.
Dan sekarang, dia ada di depanku, masih dengan pemandangan yang sama

Akhirnya, Rika dapat tontonan gratis karena aku masih belum sadar
kalau keadaanku saat itu masih polos. Akhirnya, dengan agak malu,
cepat-cepat aku kenakan semua pakaian. Setelah rapi, aku kembali duduk
dengan perasaan tak menentu. Sementara Rika pun menuju tempat duduknya
yang kebetulan ada di sebelahku dan mengeluarkan pakaian. Dan segera
keluar untuk berganti pakaian. Sepeninggal Rika, aku cuman bengong-
bengong aja. Rasa-rasanya aku baru saja bermimpi. Malu .... Banget.
Sekitar pukul 18.45 WIB, akhirnya kami tiba di hotel. Buru-buru aja
aku menuju ke kamar dan masuk kamar mandi untuk membersihkan diri yang
rasa-rasanya lengket semua terkena air garam. Setelah rapi, aku menuju
ruang tengah untuk sekedar ngobrol dengan teman yang lain.
Akhirnya, mereka setuju untuk jalan-jalan ke Mailoboro bersama-sama.
Tentu saja mereka ingin souvenir dan oleh-oleh dari kota gudek itu.
Karena kebetulan, besok paginya kita akan kembali ke Jakarta. Aku
berusaha untuk melupakan peristiwa siang tadi. Tapi, semua itu masih
menari-nari di dalam benakku. Suasana Malioboro malam minggu itu luar
biasa ramai. Tapi aku gak ketarik lagi. Akhirnya, dengan alasan sakit
aku meninggalkan teman-teman untuk segera pulang ke hotel dan
istirahat. Daripada mikir yang enggak-enggak. Diantar seorang abang
becak, aku kembali ke hotel yang jaraknya emang rada jauh dari
malioboro. Langsung aku menuju kamar dan mengunci dari dalam. Setelah
melepas celana jeans (cuman pakai kolor ama singlet doang ... ) aku
hempaskan tubuhku di atas tempat tidur.

Lho, kok ada suara dari kamar mandi ... jangan-jangan kamar ini ada
setannya ... sebelum aku berpikir macam-macam lagi, tiba-tiba aku
dengar suara,
"Wan ... kok udah pulang ...?" ternyata yang ada di dalam kamar mandi
itu adalah Rika. Tapi, kok dia ada di sini ? Bukannya tadi udah jalan
sama Susi dan Ira ?
"Sorry, kamar mandiku airnya gak keluar, makanya aku numpang di sini."
Kata Rika yang emang kamarnya berada di sebelah kamarku.
"Wan ... kok udah pulang sich ...?" tanyanya saat alam keluar.

"Kamu juga, kok kamu gak jadi pergi ?" tanyaku lagi.
"Tau nih, rasanya males banget. Kamu kenapa balik ?" tanya Rika.
"Aku juga males ..." jawabku masih sambil rebahan. Suasana kembali
sepi. Pikiranku jadi balik lagi ke kejadian yang siang tadi.
"Wan ..." tiba-tiba Rika memecah kesunyian.
"Boleh gak aku ngomong sama kamu ...?"
"Boleh" jawabku mulai curiga dengan gaya bicara Rika yang lain dari
yang lain.
"Wan, sebenarnya aku suka sama kamu, sayang sama kamu ... makanya, aku
tadi siang mengikuti kamu, tapi akhirnya ..." Rika tidak meneruskan
kata-katanya. Dia sekarang tertunduk.

"Jadi ... kamu ...?" Maaf Wan, aku sebenarnya sudah dari dulu suka
sama kamu. Tapi, baru sekarang ini aku bisa ngomong sama kamu". Kata
Rika lagi. Mendengar itu, aku langsung tarik tubuh Rika yang duduk di
tepi tempat tidur. Rika terguling dan tertidur di sampingku.
"Ka, aku juga suka kamu. Dari dulu waktu kelas dua " kataku sambil
berbisik di telinga Rika. Rika menggerakkan badannya pertanda geli.
Mungkin karena nafasku yang masuk lewat celah telinganya. Akhirnya
Rika terdiam di sisiku. Aku bangun dan tengkurap, tapi masih di
sebelah tubuh Rika. Perlahan aku dekatkan bibirku di atas bibirnya,
dan kemudian bibir kita saling berpagut, dan lidah kita saling
melilit.

Sangat hangat. Nafas Rika mulai terdengar tak menentu. Perlahan, aku
selipkan tanganku di antara kaosnya dan menjamah bukit kembarnya yang
sempat membuat aku jadi konak dari siang tadi. Terasa kenyal dan liat.
Aku remas perlahan. Terdengar Rika merintih menahan nikmat. Semakin
berani aku tarik kait bra yang kebetulan ada di depan, dan alhasil
toket Rika sekarang langsung bersarang lembut di tanganku. Dan tetap
aku mainkan dengan lembut. Erangkan Rika makin jelas terdengar.

"Wan ... enakkk ... terus sayang ... katanya disela-sela desahan
nafasnya yang kian memburu. Karena agak repot oleh kaos yang masih
dikenakan Rika, akhirnya atas persetujuan Rika aku tanggalkan kaos dan
roknya. Dan sekarang di hadapanku nampaklah Rika dengan potongan
setengah bugil. Toketnya yang besar, nampak indah berayun-ayun.
Sementara, aku dapat lihat di celana dalamnya terlihat ada noda basah.
Pertanda Rika sudah mulai terangsang. Melihat itu, aku langsung
berusaha mencopot cd Rika. Supaya aku dapat dengan mudah menjamah
liang kemaluan itu. Perlahan aku gosok naik turun, menimbulkan cairan
yang semakin banyak. Lengket dan hangat.

"Wan ... akhhh ... nikmat sayang ..." rintih Rika yang semakin tak
berdaya di bawah kekuasaan nafsu. Perlahan, aku sodorkan lidahku
menyapu seluruh permukaan memeknya. Auwww ... ackkkk .... Pekik Rika
saat lidahku menyapu bagian dalam memeknya. Terasa agak anyir, tapi
nikmat ... Setelah puas aku menikmati memek dan pentil Rika, aku
kembali mengulum bibir Rika yang tentu saja dibalas dengan hangat.
Takut terlalu lama memakan waktu, akhirnya aku sendiri mencopot cd ku
sendiri. Dan langsung aku arahkan ke memek Rika yang sudah siap
menerima serangan itu. Dengan posisi telentang, aku arahkan kepala
kontolku ke arah memek Rika yang merah mengkilap. Perlahan-lahan, aku
dorong dan berusaha memasukkan kontolku ke dalam lubang kenikmatan
itu. Sedikit-demi sedikit, kontolku tertelan. Tarasa pijatan-pijatan
lembut aku rasakan dari memek Rika. Perlahan, aku goyang-goyangkan
pantatku ke kiri dan ke kanan. Sementara Rika mengimbangi dari bawah.
Setelah lima belas menit kami asyik bersenggama, akhirnya Rika
berteriak

"Wann akuuuuu ... keluar .... Dan bersamaan dengan itu, kontolku
seakan berasa ingin meledak dan akhirnya crettt ... creeet .... Keluar
maniku di dalam memek Rika. Aku cium bibir rika yang ranum itu. Dan
menikmati pijatan halus dari memek Rika.
"terima kasih sayang ...." Bisikku di telinga Rika. Kami segera
bergegas berpakaian lagi. Takut kalau tiba-tiba ada teman kami yang
datang. Ini adalah permulaan aku menyetubuhi Rika yang ternyata masih
perawan itu. Setelah kejadian itu, hampir seminggu tiga kali kami
melakukannya. Baik di rumah Rika, ataupun di kamar kostku. Pokoknya,
setelah permainan waktu itu, Rika jadi semakin pintar melayaniku dalam
berbagai ronde. Justru dia yang banyak bekerja dari pada aku. Makanya,
aku sangat menyayanginya ...