Sri Gunarti, Sang
Ratu Senggama! (Bagian 2)
"Mbak Sri sayaaaang, terima kasih
banyak ya..... pengalaman pertama ini sungguh-sungguh luar biasa... Mbak Sri
telah memberikan pelayanan dan pelajaran yang maha-penting untuk saya...... saya
akan selalu mencintai dan memiliki Mbak Sri selamanya...."
"Mas Pur cintaku, cinta itu bukan harus memiliki... tanpa kawin pun kalau setiap pagi --setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Pur pergi kerja--, kita bisa melakukan senggama ini, saya sudah puas kok, Massss..... Apalagi Mas Purnomo tadi begitu kuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya endut-endutan rasanya tadi....."
"Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswa baru... jadi ndak ada kuliah...", kata Mas Purnomo.
"Nah... kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampai sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Purnomo pulang nanti sore, kita main teruuuusss, sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Pur?", sahutku semakin menggelorakan birahinya. "Nantang ya?" Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia.....
"Aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri...." kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat.... setelah mencabut kontolnya dari nonokku, Mas Purnomo terlentang di sisiku,
kuletakkan kepalaku di atas dadanya yang lapang dan sedikit berbulu.... radio kaset yang sedari tadi terdiam, dihidupkan lagi... lagunya masih tetap "kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu...."
Setelah lagunya habis, "Mas sayaaang, Mbak Sri mau bangun dulu ya.... Mbak Sri harus masak sarapan untuk Mas...."
"Untuk kita berdua, dong, Mbak Sri.... masak untuk dua porsi ya... nanti kita makan berdua sambil suap-suapan. Setuju?", sambil ditowelnya tetekku, aku kegelian dan "auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sri ya.., Mbak Sri tambah sayang deh".
Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengan kamar tidurnya, "Mas, numpang cebokan, ya..."
Kuceboki nonokku, nonok Sri Gunarti yang paling beruntung hari ini, karena bisa merenggut dan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Purnomo... waduuuuhhh... benar-benar nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun nonokku sampai kewalahan disumpal dengan kontol yang begitu gede dan kerasnya -- hampir sejengkal tanganku panjangnya.... wheleh.. wheleh....
"Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu-Jahe (STMJ) buat Mas Pur, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya sayaaaaaang...."
Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil kubisikkan kata-kata sayangku... "Sekarang Mas Pur istirahat dulu, ya..." kuciumi seluruh wajahnya yang mirip Andy Lau itu...
"Terima kasih, Mbak Sri... Mbak begitu baik sama saya... saya sangat sayang sama Mbak Sri...".
Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untuk kekasihku.... setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya, "Mas Pur sayaaaang.... mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kayak batang kayu nanti, nanti Mbak Sri ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gaya kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada seratus gaya lagi lainnya, Masssss," kataku membangkitkan lagi gelora birahinya... selesai minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku.... dan Mas Purnomoku, cintaanku, tidur lagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut.
Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku,
menyapu rumah dan mengepelnya.. semua kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidak ada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Purnomo nanti....
Kumasakkan nasi goreng kesukaan Mas Pur dalam porsi yang cukup besar, sehingga cukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua... hmmm.... nikmat dan mesranya... seperti penganten baru rasanya...
Setelah nasi gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, kutata penyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan kulengkapi pula dengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan pula segelas coca-cola kesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa beha dan celana dalam, kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung kubuka saja pintu kamarnya...
Aduh! Betapa terkejutnya diriku, ketika kulihat Mas Pur sudah bangun dari tidurnya, tanpa memakai selimut lagi, Mas Pur sedang ngeloco (mengocok kontolnya), dengan wajah merah-padam... Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya..
"Aduuuuhhh, jangan seperti itu, sayang, ngocoknya... nanti bisa lecet... nanti pasti Mbak Sri kocokkan... tapi Mas Pur harus makan dulu, supaya ada tenaga lagi... kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya, Mas!"
Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh telanjangku, dihisapnya puting tetekku yang kanan, sedang tangannya memilin tetekku yang kiri...
Kupikir ini pasti gara-gara STMJ tadi, "Sabar dong, Mas-ku tersayaaaaang..., yuk kita makan nasi goreng kesukaan Mas, sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut..."
Kusuapi Mas Pur-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik itilku dengan sangat birahinya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi.... Hihihi...
"Mas Pur sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya, nggak nikmaaat....", dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan dan tuntaskan sarapan kami. Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar
coca-cola, kuulurkan gelas coca-cola ke mulutnya. Minum seteguk, Mas Pur pun mengambil gelas dan mengulurkan pula ke mulutku.... wah! mesranya, Mas Pur-ku ini...
Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, ku berbaring di samping Mas Pur, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan kumasukkan pisang tadi ke dalam liang nonokku.... Mas Pur agak terkejut,
"Ayo! Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang nonok Mbak Sri? Kalau bisa, nanti Mbak Sri ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama yang lain deh!"
"Siapa takut!" sahut Mas Pur...
Dia segera menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap... mulutnya di depan nonokku, ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit digigitnya daging pisangnya, sedangkan kontolnya pun terjuntai ngaceng di depan mulutku.... segera kugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng itu ke dalam mulutku, kumainkan lidahku mengusap-usap kepala kontolnya, dan dimaju-mundurkannya pisang mas tadi dalam liang nonokku, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat nikmaaaaat dan memerindingkan seluruh bulu-bulu tubuhku....
"Mbak Sri, pisangnya sudah habis.... hebat kan?" Katanya lugu...
"Mas Pur memang nomer satu buat Mbak Sri..." sahutku memujinya, membuatnya tersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya.
"Sekarang apalagi?" tanya Mas Pur...
"Silakan Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang nonok saya... dan saya akan meng-emuti dan mengocok kontol Mas dengan mulut saya.... ini namanya gaya 69, Mas sayaaang... mulut Mas ketemu nonok saya dan mulut saya ketemu kontol Mas Pur.... Enaaaak kan, sayaaang?"
"Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak......"
"Kalau bercinta itu jangan buru-buru, Mas.... harus sabar dan tenang, sehingga emosi kita bisa terkendali. Kalau Mas mau sampai duluan dengan cara ngeloco seperti tadi, kalau sempat keluar kan saya harus nunggu lagi kontol Mas ngaceng... kasian dong sama saya, Mas," suaraku kubikin seperti mau menangis.....
"Maafkan saya, ya Mbak Sri.... saya belum ngerti... mesti harus banyak belajar sama Mbak....."
Kami lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis kontolnya, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan dalam mulutku.... sementara Mas Pur meluruskan lidahnya dan menjilati ITIL-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam liang nonokku... ini berlangsung cukup lama... Pada menit kelima, serrr... serrrr... serrrr.... cairan hangat nonokku meluap, sekarang Mas Pur malah menelannya.... aooowwww!
Dan pada menit kesepuluh, serrr... serrrr... serrrr.... lagi, kali ini lebih enaaaak lagi, kukejangkan seluruh tubuhku.... sambil mulutku tetap terus mengocok kontolnya yang kerasnya minta-ampuuuuun.... pada waktu itu juga, kontolnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung kutelan seluruhnya, sampai hampir keselek......
"Enaaaakkkk....." Mas Pur berteriak keenakan.....
Kami berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut kontolnya yang masih cukup keras, kuhisap terus kontolnya, sampai tubuh Mas Pur berkedut-kedut memuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya..... kujilati kontol Mas Pur sampai bersiiiiih sekali dan segera aku berputar, sehingga kepala kami berhadap-hadapan dengan posisi aku masih tetap di atas...
"Gimana, Mas Pur sayaaang.... Enak opo ora?" godaku...
"Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan....", kata Mas Pur menirukan gaya pelawak Timbul dalam sebuah iklan jamu.....
Kami berciuman lagi dan berguling-guling lagi.... mulut kami tetap berpagutan dengan sangat kuaaaatnya..... Kucari kontolnya dan kupegang... wah sudah ngaceng keras lagi rupanya..... luarbiasa kuatnya Mas Pur kali ini, lebih kuat dari ronde tadi pagi.....
"Mas Pur... saya ajari gaya kuda-kudaan... mau nggak?",
"Mau dong, sayaaaang.... Gimana?", tanyanya penasaran....
"Mas Pur duduk menyender dulu....."
Dia segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal yang kutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi jongkok membelakanginya. Kugenggam kontolnya dan kutancapkan ke nonokku dari belakang.... BLESSS!!!, tangan Mas Pur mendekap kedua tetekku dari belakang....
Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku seperti orang naik kuda.... semuanya berlangsung dengan sangat halus.... sehingga tidak sampai menimbulkan lecet pada kontol Mas Pur maupun nonokku.....
"Gimana Mas?", tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidak segera muncrat......
"Benar-benar Mbak Sri pantas menjadi dosen percintaan saya.....", katanya sambil mendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan... Itilku kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Pur...
Nikmatnya sudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat perasaanku semakin menyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Pur..... inilah arti sesungguhnya setubuh....
Kuatur kecepatan pacuan kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisa kukendalikan, sementara Mas Pur terlentang dengan tenang, makin didekapnya kedua buah dadaku, diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi... membuatku kembali ingin mencapai puncak kenikmatan.... kukejangkan seluruh anggota tubuhku.... Mas Pur sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapai puncak.....
"Keluar lagi ya, Mbak?" tanyanya..... Ya! serrr... serrrr... serrrrr...., kembali cairan hangat nonokku tertumpah lagi.... kelelahan aku rasanya...... lelah tapi enaaak....
Aku melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, kekeringkan nonokku dengan dasterku supaya peret lagi... Mas Pur melihat pemandangan ini dengan wajah lugu, kuberi dia senyum manis....
"Saya sudah capek, Mas.... Gantian dong... Mas Pur sekarang yang goyang, ya?"
Sekarang aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang..... Mas Pur kuminta berdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang, "Yang ini gaya anjing-anjingan, Mas..... tapi jangan salah masuk ke lubang pantat ya... pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya...."
"Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Sri?" tanyanya lucuuuu.... "memang lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan..... itu kan namanya tidak adil, Mas.... Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk tai, kotoran yang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit aids, Mas.... Aids itu mematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii.... seremmmm...."
Mas Pur memasukkan kontolnya pelan-pelan ke lubang nonokku dari belakang sambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan sekaliiiiii..... seolah-olah dia takut kalau sampai merusakkan lubang nikmat ini..... aku tahu sekarang.... Mas Pur sangat sayang padaku, sehingga tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskan betapa besar perasaan cintanya pada diriku....
"Aaaaahhhhhh....", aku mendesah sambil merasakan hunjaman kontolnya yang kembali menembus nonokku, demikian juga dengan Mas Pur... dilingkarkannya tangan kirinya di perutku, sedang tangan kanannya meremas tetekku...... dia mulai menggoyangkan kontolnya maju mundur.... blep-blep-blep...... aduuuuhhh..... mantapnyaaaa...... tenaganya sangat kuat dan berirama tetap...... membuat aliran-darahku menggelepar di sekujur tubuhku.......
"Enaaaak, Maaaaasssss.......", lagi-lagi kukejangkan seluruh anggota tubuhku sambil kukeluarkan lagi cairan hangat nonokku kesekian kalinya...... puaaaasssss sekali tiada taranya....... aaaaaahhhhhhhh..........", lenguhku........
"Lap dulu dong, Mbak Sriiii..... becek sekali nih...." pintanya..... Kuambil dasterku dan kuserahkan padanya...... segera dia mengeringkan nonokku dan juga kontolnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku.....
"Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr....." desahnya membuatku semakin terangsang......
"Tembakkan saja ya, Massss........"
Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya...... sampai nonokku penuh dengan air-pejunya yang ekstra-kental itu.......
"Aaaaahhhhhhhh......." Mas Pur berteriak keenakan...... demikian juga dengan aku, kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi kontolnya dengan cairan hangat kenikmatan nonokku......
"Aaaaaaahhhhhhh, Massss Purrrrr........ Mbak Sri cintaaaaa banget sama Mas Pur......."
"Aku juga Mbak..... selain Mbak Sri, tidak ada perempuan lain yang aku cintai di dunia ini .....", aku tahu kata-kata ini sangat jujur.... membuatku semakin menggelinjang kenikmatan...... "Terima kasih Mas
Purrrrrr..... untuk cinta Mas Pur yang begitu besar kepada saya....."
Dengan tanpa melepaskan kontolnya, Mas Pur dengan hati-hati dan penuh perasaan menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku.... dan aku kemudian meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap..... dengan Mas Pur tengkurap di belakangku..... Mulutnya didekatkan pada telingaku.... nafasnya menghembusi tengkukku.... membuatku terangsang lagi......
"Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Sri..... Apa Mbak Sri juga puas?"
"Tentu, Mas Pur..... dari pagi tadi sudah sembilan kali nonok saya memuntahkan air hangatnya..... Pasti saya puasssss bangettt, Mas!"
"Terima kasih, ya sayaaaang...... aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Sri seperti ini......."
"Boleh, Massss.... saya juga siap kok melayani mas Pur setiap hari..... kecuali hari Minggu tentunya..... Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau Minggu...."
Mas Pur melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, aku segera mengambil posisi terlentang, dan Mas Pur pun merebahkan dirinya di sisiku....
Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40...... sambil berpelukan dan berciuman erat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua... dan kami pun tertidur sampai siang.....
Sudah hampir jam setengah-dua ketika aku terbangun, pantes perutku rasanya lapar sekali. Mas Purnomo masih belum melepaskan pelukan sedari tadi, rasanya dia tidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka ini, bisa seharian bersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk membangunkan lelaki kesayanganku ini,
"Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagi sampai sore...."
"Mmmm..." Mas Purnomo menggeliat, "sudah jam berapa, istriku?"
"Setengah-dua, suamikuuuu.....", jawabku genit....
"Makannya di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa, kan pintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Sri tutup tadi...."
Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil Mas Pur menggendong/mengangkatku ke ruang tamu.
"Edhian tenan, koyok penganten anyar wae....." kataku dalam hati.... ("gila benar, seperti pengantin baru saja")....
Selesai makan siang, Mas Pur kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus-elus kontol Mas Pur yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi.....
"Mas Pur cintaku, cinta itu bukan harus memiliki... tanpa kawin pun kalau setiap pagi --setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Pur pergi kerja--, kita bisa melakukan senggama ini, saya sudah puas kok, Massss..... Apalagi Mas Purnomo tadi begitu kuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya endut-endutan rasanya tadi....."
"Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswa baru... jadi ndak ada kuliah...", kata Mas Purnomo.
"Nah... kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampai sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Purnomo pulang nanti sore, kita main teruuuusss, sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Pur?", sahutku semakin menggelorakan birahinya. "Nantang ya?" Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia.....
"Aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri...." kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat.... setelah mencabut kontolnya dari nonokku, Mas Purnomo terlentang di sisiku,
kuletakkan kepalaku di atas dadanya yang lapang dan sedikit berbulu.... radio kaset yang sedari tadi terdiam, dihidupkan lagi... lagunya masih tetap "kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu...."
Setelah lagunya habis, "Mas sayaaang, Mbak Sri mau bangun dulu ya.... Mbak Sri harus masak sarapan untuk Mas...."
"Untuk kita berdua, dong, Mbak Sri.... masak untuk dua porsi ya... nanti kita makan berdua sambil suap-suapan. Setuju?", sambil ditowelnya tetekku, aku kegelian dan "auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sri ya.., Mbak Sri tambah sayang deh".
Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengan kamar tidurnya, "Mas, numpang cebokan, ya..."
Kuceboki nonokku, nonok Sri Gunarti yang paling beruntung hari ini, karena bisa merenggut dan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Purnomo... waduuuuhhh... benar-benar nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun nonokku sampai kewalahan disumpal dengan kontol yang begitu gede dan kerasnya -- hampir sejengkal tanganku panjangnya.... wheleh.. wheleh....
"Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu-Jahe (STMJ) buat Mas Pur, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya sayaaaaaang...."
Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil kubisikkan kata-kata sayangku... "Sekarang Mas Pur istirahat dulu, ya..." kuciumi seluruh wajahnya yang mirip Andy Lau itu...
"Terima kasih, Mbak Sri... Mbak begitu baik sama saya... saya sangat sayang sama Mbak Sri...".
Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untuk kekasihku.... setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya, "Mas Pur sayaaaang.... mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kayak batang kayu nanti, nanti Mbak Sri ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gaya kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada seratus gaya lagi lainnya, Masssss," kataku membangkitkan lagi gelora birahinya... selesai minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku.... dan Mas Purnomoku, cintaanku, tidur lagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut.
Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku,
menyapu rumah dan mengepelnya.. semua kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidak ada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Purnomo nanti....
Kumasakkan nasi goreng kesukaan Mas Pur dalam porsi yang cukup besar, sehingga cukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua... hmmm.... nikmat dan mesranya... seperti penganten baru rasanya...
Setelah nasi gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, kutata penyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan kulengkapi pula dengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan pula segelas coca-cola kesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa beha dan celana dalam, kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung kubuka saja pintu kamarnya...
Aduh! Betapa terkejutnya diriku, ketika kulihat Mas Pur sudah bangun dari tidurnya, tanpa memakai selimut lagi, Mas Pur sedang ngeloco (mengocok kontolnya), dengan wajah merah-padam... Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya..
"Aduuuuhhh, jangan seperti itu, sayang, ngocoknya... nanti bisa lecet... nanti pasti Mbak Sri kocokkan... tapi Mas Pur harus makan dulu, supaya ada tenaga lagi... kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya, Mas!"
Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh telanjangku, dihisapnya puting tetekku yang kanan, sedang tangannya memilin tetekku yang kiri...
Kupikir ini pasti gara-gara STMJ tadi, "Sabar dong, Mas-ku tersayaaaaang..., yuk kita makan nasi goreng kesukaan Mas, sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut..."
Kusuapi Mas Pur-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik itilku dengan sangat birahinya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi.... Hihihi...
"Mas Pur sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya, nggak nikmaaat....", dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan dan tuntaskan sarapan kami. Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar
coca-cola, kuulurkan gelas coca-cola ke mulutnya. Minum seteguk, Mas Pur pun mengambil gelas dan mengulurkan pula ke mulutku.... wah! mesranya, Mas Pur-ku ini...
Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, ku berbaring di samping Mas Pur, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan kumasukkan pisang tadi ke dalam liang nonokku.... Mas Pur agak terkejut,
"Ayo! Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang nonok Mbak Sri? Kalau bisa, nanti Mbak Sri ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama yang lain deh!"
"Siapa takut!" sahut Mas Pur...
Dia segera menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap... mulutnya di depan nonokku, ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit digigitnya daging pisangnya, sedangkan kontolnya pun terjuntai ngaceng di depan mulutku.... segera kugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng itu ke dalam mulutku, kumainkan lidahku mengusap-usap kepala kontolnya, dan dimaju-mundurkannya pisang mas tadi dalam liang nonokku, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat nikmaaaaat dan memerindingkan seluruh bulu-bulu tubuhku....
"Mbak Sri, pisangnya sudah habis.... hebat kan?" Katanya lugu...
"Mas Pur memang nomer satu buat Mbak Sri..." sahutku memujinya, membuatnya tersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya.
"Sekarang apalagi?" tanya Mas Pur...
"Silakan Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang nonok saya... dan saya akan meng-emuti dan mengocok kontol Mas dengan mulut saya.... ini namanya gaya 69, Mas sayaaang... mulut Mas ketemu nonok saya dan mulut saya ketemu kontol Mas Pur.... Enaaaak kan, sayaaang?"
"Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak......"
"Kalau bercinta itu jangan buru-buru, Mas.... harus sabar dan tenang, sehingga emosi kita bisa terkendali. Kalau Mas mau sampai duluan dengan cara ngeloco seperti tadi, kalau sempat keluar kan saya harus nunggu lagi kontol Mas ngaceng... kasian dong sama saya, Mas," suaraku kubikin seperti mau menangis.....
"Maafkan saya, ya Mbak Sri.... saya belum ngerti... mesti harus banyak belajar sama Mbak....."
Kami lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis kontolnya, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan dalam mulutku.... sementara Mas Pur meluruskan lidahnya dan menjilati ITIL-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam liang nonokku... ini berlangsung cukup lama... Pada menit kelima, serrr... serrrr... serrrr.... cairan hangat nonokku meluap, sekarang Mas Pur malah menelannya.... aooowwww!
Dan pada menit kesepuluh, serrr... serrrr... serrrr.... lagi, kali ini lebih enaaaak lagi, kukejangkan seluruh tubuhku.... sambil mulutku tetap terus mengocok kontolnya yang kerasnya minta-ampuuuuun.... pada waktu itu juga, kontolnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung kutelan seluruhnya, sampai hampir keselek......
"Enaaaakkkk....." Mas Pur berteriak keenakan.....
Kami berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut kontolnya yang masih cukup keras, kuhisap terus kontolnya, sampai tubuh Mas Pur berkedut-kedut memuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya..... kujilati kontol Mas Pur sampai bersiiiiih sekali dan segera aku berputar, sehingga kepala kami berhadap-hadapan dengan posisi aku masih tetap di atas...
"Gimana, Mas Pur sayaaang.... Enak opo ora?" godaku...
"Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan....", kata Mas Pur menirukan gaya pelawak Timbul dalam sebuah iklan jamu.....
Kami berciuman lagi dan berguling-guling lagi.... mulut kami tetap berpagutan dengan sangat kuaaaatnya..... Kucari kontolnya dan kupegang... wah sudah ngaceng keras lagi rupanya..... luarbiasa kuatnya Mas Pur kali ini, lebih kuat dari ronde tadi pagi.....
"Mas Pur... saya ajari gaya kuda-kudaan... mau nggak?",
"Mau dong, sayaaaang.... Gimana?", tanyanya penasaran....
"Mas Pur duduk menyender dulu....."
Dia segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal yang kutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi jongkok membelakanginya. Kugenggam kontolnya dan kutancapkan ke nonokku dari belakang.... BLESSS!!!, tangan Mas Pur mendekap kedua tetekku dari belakang....
Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku seperti orang naik kuda.... semuanya berlangsung dengan sangat halus.... sehingga tidak sampai menimbulkan lecet pada kontol Mas Pur maupun nonokku.....
"Gimana Mas?", tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidak segera muncrat......
"Benar-benar Mbak Sri pantas menjadi dosen percintaan saya.....", katanya sambil mendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan... Itilku kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Pur...
Nikmatnya sudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat perasaanku semakin menyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Pur..... inilah arti sesungguhnya setubuh....
Kuatur kecepatan pacuan kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisa kukendalikan, sementara Mas Pur terlentang dengan tenang, makin didekapnya kedua buah dadaku, diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi... membuatku kembali ingin mencapai puncak kenikmatan.... kukejangkan seluruh anggota tubuhku.... Mas Pur sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapai puncak.....
"Keluar lagi ya, Mbak?" tanyanya..... Ya! serrr... serrrr... serrrrr...., kembali cairan hangat nonokku tertumpah lagi.... kelelahan aku rasanya...... lelah tapi enaaak....
Aku melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, kekeringkan nonokku dengan dasterku supaya peret lagi... Mas Pur melihat pemandangan ini dengan wajah lugu, kuberi dia senyum manis....
"Saya sudah capek, Mas.... Gantian dong... Mas Pur sekarang yang goyang, ya?"
Sekarang aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang..... Mas Pur kuminta berdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang, "Yang ini gaya anjing-anjingan, Mas..... tapi jangan salah masuk ke lubang pantat ya... pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya...."
"Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Sri?" tanyanya lucuuuu.... "memang lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan..... itu kan namanya tidak adil, Mas.... Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk tai, kotoran yang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit aids, Mas.... Aids itu mematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii.... seremmmm...."
Mas Pur memasukkan kontolnya pelan-pelan ke lubang nonokku dari belakang sambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan sekaliiiiii..... seolah-olah dia takut kalau sampai merusakkan lubang nikmat ini..... aku tahu sekarang.... Mas Pur sangat sayang padaku, sehingga tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskan betapa besar perasaan cintanya pada diriku....
"Aaaaahhhhhh....", aku mendesah sambil merasakan hunjaman kontolnya yang kembali menembus nonokku, demikian juga dengan Mas Pur... dilingkarkannya tangan kirinya di perutku, sedang tangan kanannya meremas tetekku...... dia mulai menggoyangkan kontolnya maju mundur.... blep-blep-blep...... aduuuuhhh..... mantapnyaaaa...... tenaganya sangat kuat dan berirama tetap...... membuat aliran-darahku menggelepar di sekujur tubuhku.......
"Enaaaak, Maaaaasssss.......", lagi-lagi kukejangkan seluruh anggota tubuhku sambil kukeluarkan lagi cairan hangat nonokku kesekian kalinya...... puaaaasssss sekali tiada taranya....... aaaaaahhhhhhhh..........", lenguhku........
"Lap dulu dong, Mbak Sriiii..... becek sekali nih...." pintanya..... Kuambil dasterku dan kuserahkan padanya...... segera dia mengeringkan nonokku dan juga kontolnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku.....
"Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr....." desahnya membuatku semakin terangsang......
"Tembakkan saja ya, Massss........"
Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya...... sampai nonokku penuh dengan air-pejunya yang ekstra-kental itu.......
"Aaaaahhhhhhhh......." Mas Pur berteriak keenakan...... demikian juga dengan aku, kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi kontolnya dengan cairan hangat kenikmatan nonokku......
"Aaaaaaahhhhhhh, Massss Purrrrr........ Mbak Sri cintaaaaa banget sama Mas Pur......."
"Aku juga Mbak..... selain Mbak Sri, tidak ada perempuan lain yang aku cintai di dunia ini .....", aku tahu kata-kata ini sangat jujur.... membuatku semakin menggelinjang kenikmatan...... "Terima kasih Mas
Purrrrrr..... untuk cinta Mas Pur yang begitu besar kepada saya....."
Dengan tanpa melepaskan kontolnya, Mas Pur dengan hati-hati dan penuh perasaan menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku.... dan aku kemudian meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap..... dengan Mas Pur tengkurap di belakangku..... Mulutnya didekatkan pada telingaku.... nafasnya menghembusi tengkukku.... membuatku terangsang lagi......
"Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Sri..... Apa Mbak Sri juga puas?"
"Tentu, Mas Pur..... dari pagi tadi sudah sembilan kali nonok saya memuntahkan air hangatnya..... Pasti saya puasssss bangettt, Mas!"
"Terima kasih, ya sayaaaang...... aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Sri seperti ini......."
"Boleh, Massss.... saya juga siap kok melayani mas Pur setiap hari..... kecuali hari Minggu tentunya..... Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau Minggu...."
Mas Pur melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, aku segera mengambil posisi terlentang, dan Mas Pur pun merebahkan dirinya di sisiku....
Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40...... sambil berpelukan dan berciuman erat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua... dan kami pun tertidur sampai siang.....
Sudah hampir jam setengah-dua ketika aku terbangun, pantes perutku rasanya lapar sekali. Mas Purnomo masih belum melepaskan pelukan sedari tadi, rasanya dia tidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka ini, bisa seharian bersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk membangunkan lelaki kesayanganku ini,
"Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagi sampai sore...."
"Mmmm..." Mas Purnomo menggeliat, "sudah jam berapa, istriku?"
"Setengah-dua, suamikuuuu.....", jawabku genit....
"Makannya di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa, kan pintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Sri tutup tadi...."
Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil Mas Pur menggendong/mengangkatku ke ruang tamu.
"Edhian tenan, koyok penganten anyar wae....." kataku dalam hati.... ("gila benar, seperti pengantin baru saja")....
Selesai makan siang, Mas Pur kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus-elus kontol Mas Pur yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi.....