ilusiku

ilusiku


Cerita ini adalah kisah nyata, berlangsung sekitar tahun 1996. Menurut
teman-teman, saya termasuk pria simpatik, dengan kemampuan berpikir
cemerlang, biasanya saya dipanggil Andre.

Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga
kampus kami, sebut saja Yenny untuk memberikan les privat bagi adiknya
yang masih duduk di kelas 2 SLTP swasta ternama di Jakarta.

Keluarga Yenny adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja
sebagai pengusaha, berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu
ibunya, biasa saya panggil Tante Lia, adalah ibu rumah tangga yang
sangat memperhatikan keluarganya. Tante Lia adalah wanita yang sangat
menarik, selain karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih
sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Yenny murid saya bernama
Rika, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Lia selalu membiasakan
memenuhi segala permintaannya.

Dalam satu minggu, saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali
buat Rika, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut
dapat dikurangi, karena sebenarnya Rika cukup cerdas, hanya sedikit
malas belajar. Tetapi Tante Lia malah menyarankan untuk memberikan
pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.

Setiap saya selesai mengajar, Tante Lia selalu menunggu saya untuk
membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap
menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati
satu bulan saya mengajar Rika, hubungan saya dengan Tante Lia semakin
akrab.

Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Rika, saya datang
seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Yenny sepi tidak
seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi
kewajiban, saya berinisiatif menunggu Rika, minimal selama waktu saya
mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Lia datang dengan
wajah cerah sambil mengatakan bahwa Rika sedang menghadiri pesta ulang
tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu
mengajar. Tetapi Tante Lia tetap minta saya menunggu, karena ada
sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya.

Ketika Tante Lia memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah
kagetnya saya, ternyata Tante Lia telah memakai baju yang sangat
seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai
berumur, Tante Lia masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan
senam seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai
tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran
payudaranya kira-kira 36B.

Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya
berkisar masalah perkembangan pendidikan Rika. Tetapi lama kelamaan
sejalan dengan cairnya situasi, Tante Lia mulai bercerita tentang
kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung
mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah
kamana.
"Dre, kamu lugu sekali yah..?" tanya Tante Lia.
"Agh... Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?"
jawab saya.
"Yah... lebih dewasa Dong..!" tegasnya.
Lalu, tiba-tiba tangan Tante Lia sudah memegang tangan saya duluan,
dan tentu saja saya kaget setengah mati.

"Dre... mau kan tolongin Tante..?" tanya si Tante dengan manja.
"Loh... tolongin apalagi nih Tante..?" jawab saya.
"Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!" jawab si Tante.
Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut
Tante Lia yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak
membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya
sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan
untuk "bercinta" dengan Tante Lia ini, karena selama ini saya
menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
"Wah... saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?" tanya saya
sambil bercanda.
"Yah... kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?" jawabnya.

Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan
diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya.
Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai
meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Lia juga tidak
mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras.
Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu
seksnya yang ternyata sangat besar ini.

Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu,
Tante Lia menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar
tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia
melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si
Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa
nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi's saya. Dan akhirnya dia
dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.

"Wah... Dre, gede juga nih punya kamu..." kata si Tante sambil
bercanda.
"Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!" jawab saya.
Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Lia yang sudah jongkok di depan
saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya
dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghhh, nikmat
sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks.
Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya
mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka
bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah
melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba
libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi
payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Lia terlihat
senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya
menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.
"Oghh... saya merindukan suasana seperti ini Dre..!" desahnya.
"Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?" kata
saya.

Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh
ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna
hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya
sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai
menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.
"Ogh... Dre, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..." dengan suara
yang mendesah.
Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante
mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya,
wah... ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung
sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi
masalah.

Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama
kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut
Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun
mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas
melakukan oral seks, akhirnya Tante Lia sekarang meminta saya untuk
memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
"Dre... ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan
nih..!" pinta si Tante.
"Wah... saya takut kalo Tante hamil gimana..?" tanya saya.
"Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-
tenang aja deh..!" sambil berusaha meyakinkan saya.

Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya
nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh,
nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur
dengan pelan.
"Ahhh... dorong terus Dong Dre..!" pinta si Tante dengan suara yang
sudah mendesah sekali.
Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai
mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik
meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Lia mengejang
kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.

Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya.
Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata
posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan
kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan
naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas
payudaranya lagi.
"Oh... oh... nikmat sekali Andre..!" teriak si Tante.
"Tante... saya kayaknya sudah mau keluar nih..!" kata saya.
"Sabar yah Dre... tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar
lagi nih..!" jawab si Tante.

Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya
di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
"Arghhh..!" teriak Tante Lia.
Tante Lia kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk
badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot
kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.

Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam
bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan
menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Lia dalam keadaan
telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah
kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya
dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Lia dari
belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang
montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh
nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya
dengan erat.

"Ih... kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?" kataya sambil
tertawa kecil.
"Agh... Tante bisa aja deh..!" jawab saya sambil menciumi bibirnya
kembali.
Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi
bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari
Tante Lia, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya
kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang
keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya
melakukannya dengan gaya dogie style.

"Um... dorong lebih keras lagi dong Dre..!" desahnya.
Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat
seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara
itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya
jangkau.
"Dre... mandi yuk..!" pintanya.
"Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?"
jawab saya.

Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar
mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante
Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante
mulai terangsang kembali.
"Hm... nikmat sekali jilatanmu Dre... agghhh..!" desahnya.
"Andre... kamu sering-sering ke sini Dre..!" katanya dengan nafas
memburu.
Setelah puas menjilatinya, saya angkat Tante Lia agar duduk di atas
saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam
lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa.
Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat
saya akhirnya "KO" kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang
kemaluannya. Tante Lia kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah
berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah
itu kami mandi bersama.

Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa
perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Suaminya, Yenny
teman sekampus saya, apalagi Rika murid saya itu. Sampai sekarang kami
masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah
lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu
di sana.